Katada

Sosialisasi Empat Pilar, Ini Pesan Lalu Suhaimi untuk Pilkada di NTB

Anggota DPD RI dapil NTB, H. Lalu Suhaimi Ismy saat sosialisasi empat pilar bangsa di Ponpes Darussuffah Dahe Lombok Tengah (Loteng), Selasa (4/2).

Mataram, Katada.id – Anggota DPD RI dapil NTB, H. Lalu Suhaimi Ismy mengadakan sosialisasi empat pilar bangsa di Ponpes Darussuffah Dahe Lombok Tengah (Loteng), Selasa (4/2).

Dalam sosialisasinya, Suhaimi menjelaskan, Pancasila sebagai cara pandang bangsa Indonesia harus diimplentasikan dalam kehidupan sehari-hari. ’’Setiap segi dalam kehidupan sebagai warga negara Indonesia wajib diisi dengan semangat pancasila,’’ katanya.

Hal tersebut dapat dimulai dengan rasa gotong royong yang harus terus dipertahankan di tengah-tengah masyarakat. Menurutnya, gotong royong terasa semakin terkikis atau berkurang di tengah masyarakat. Padahal ini merupakan semangat yang mengantarkan Indonesia menjadi negara Merdeka.

’’Dahulu ketika Presiden Soekarno menyampaikan gagasannya mengenai Pancasila dalam sidang BPUPKI, bahwa bila pancasila ini diambil intisarinya menjadi satu sila maka itu adalah gotong royong,’’ ingatnya.

Ia mengatakan, semangat dan bentuk gotong royong pendahulu harus ditiru. Mereka membangun rumah untuk pribadi tetap dilakukan dengan gotong royong. Apalagi, untuk kepentingan umum atau bersama. ’’Saat ini, jangankan untuk kepentingan individu, untuk kepentingan umum saja mulai susah,’’ sorotnya.

’’Hal tersebut sebagai gambaran di kota-kota besar, tetapi ada harapan bahwa semangat gotong royong ini ternyata masih dijiwai dan melekat dalsm kehidupan masyarakat yang tinggal di pedesaan,’’ lanjutnya.

Selain gotong royong, Suhaimi mengatakan, perlu dipupuk terus menerus sikap tenggang rasa dalam bingkai NKRI. Tenggang rasa merupakan salah satu bentuk cinta terhadap NKRI.

’’Semboyan NKRI harga mati harus diterapkan dalam kehidupan nyata. Bagaimana carany? Dengan memupuk sikap tenggang rasa,’’ pesannya.

Selain itu, sebentar lagi dilaksanakan Pilkada Kabupaten dan Kota di NTB. Ia meminta harus dimaknai sebagai sebuah pesta demokrasi yang seutuhnya. Harus saling menghormati walau beda pilihan. Jangan sampai beda pilihan menyebabkan renggang dan bermusuhan.

’’Karena, selesai Pilkada, tetangga kita akan tetap menjadi tetangga kita, saudara akan tetap menjadi saudara, kawan akan tetap menjadi kawan kita. Ingat perbedaan pilihan itu juga tetap satu tujuannya yaitu memilih pemimpin yang amanah dan terbaik,’’ imbuhnya. (rif)

Exit mobile version