Katada

Tangkal paham radikal, Wagub NTB serukan pentingnya pesan perdamaian via media sosial

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, ketika membuka seminar internasional secara virtual di Pendopo Wakil Gubernur, Selasa (29/9).

Mataram, katada.id – Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengemukakan pentingnya menyuarakan pesan-pesan perdamaian melalui media sosial. Upaya itu perlu dilakukan guna mengimbangi penetrasi paham radikalisme dan terorisme di dunia maya.

“Di era internet dan media sosial dewasa ini, telah menghadirkan kemudahan akses informasi dengan intensitas tinggi, membuat penyebaran paham kekerasan dan berbagai konten negatif menjadi ancaman serius bagi masyarakat,” jelas Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, ketika membuka seminar internasional secara virtual di Pendopo Wakil Gubernur, Selasa (29/9).

Bertemakan “Countering Radikalism and Terrorism in The Digital Era : Reshaping a Global Peace Community”, webinar ini diselenggarakan oleh pusat studi islamic culture and society bekerja sama dengan Program Study Sosiologi Universitas Mataram.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur yang kerap disapa Umi Rohmi mengatakan jika penetrasi paham radikalisme dan terorisme di dunia maya sulit dilenyapkan, karena sifatnya yang mudah meluas dan tak terbatas. Maka dari itu kita mesti melakukan perlawanan balik. Salah satu caranya dengan melakukan kontra narasi radikalisme dan terorisme, yakni aktif menyuarakan pesan-pesan perdamaian di media sosial melalui konten-konten positif dan inspiratif.

“Melalui upaya tersebut, diharapkan dapat menggugah kesadaran siapa pun yang melihatnya, sehingga mereka sadar akan pentingnya hidup bersaudara, saling menghargai, demi menjaga perdamaian dan keharmonisan,” ungkap Umi Rohmi.

Selain itu, lanjut Umi Rohmi, upaya lain yang penting untuk dilakukan ialah dengan membangun kolaborasi antar pengguna media sosial sebagai kekuatan bersama untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme.

“Secara online lewat berbagai platform media sosial, masyarakat dari berbagai daerah atau negara bisa berkumpul, membangun komunitas, dan saling berbagi dalam diskusi-diskusi dengan topik-topik strategis, demi membangun kekuatan melawan ideologi radikalisme dan terorisme,” jelas Umi Rohmi.

Peran mahasiswa selaku generasi milenial, diminta Umi Rohmi untuk ikut tumbuh ketika internet dan derap informasi digital sedang gencar-gencarnya. Akses informasi, model komunikasi, dan segala jenis aktivitas kini dilakukan secara online. Satu hal penting yang dimiliki milenial adalah karakternya yang cenderung suka berkolaborasi dan tumbuh dalam budaya berbagi.

“Media sosial saat ini membuat milenial selalu ingin terhubung satu sama lain, saling berbagi, berdiskusi, dan bekerja sama. Hal ini mesti dimaksimaklan kalangan milenial untuk membangun kerja sama dan kolaborasi positif untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian,” tutur Umi Rohmi.

Untuk itu, di akhir pemaparannya, Umi Rohmi berpesan untuk mengambil peran untuk berkolaborasi menyebarkan pesan-pesan perdamaian di dunia maya melalui gawai masing-masing guna menangkal keberadaan paham radikalisme-terorisme.

“Karena hanya melalui perdamaianlah, paham radikalisme dan terorisme itu bisa dicegah. Hanya dengan perdamaianlah benih radikalisme dan terorisme itu bisa dibasmi di era digital saat ini,” tutup Umi Rohmi. (red)

Exit mobile version