
Mataram, katada.id – Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) NTB, Enen Saribanon mengungkapkan peran tersangka dalam kasus dugaan korupsi pemanfaatan lahan untuk pembangunan NTB Convention Center (NCC).
Kasus yang kini telah memasuki tahap penyidikan ini menyeret dua tersangka, yakni Doli Suthajaya selaku mantan Direktur PT Lombok Plaza, dan mantan Sekda NTB, Rosiady Sayuti yang juga Calon guru besar Universitas Mataram (Unram).
Enen menjelaskan bahwa Doli Suthajaya diduga terlibat dalam penyimpangan terkait kerja sama dengan Pemprov NTB, khususnya dalam hal pemanfaatan aset lahan untuk pembangunan NCC. “Kerja sama tersebut menyimpang, dan hingga saat ini pembangunan NCC tersebut belum terealisasi,” ujar Enen, Senin (17/2).
Rosiady Sayuti, yang kala itu menjabat Sekda NTB, diduga terlibat dalam penandatanganan dan penerimaan aset Pemda terkait proyek ini. Salah satu permasalahan utama adalah bangunan yang harusnya dibangun dengan nilai Rp 12 miliar, namun hasilnya jauh dari harapan. Parahnya lagi, bangunan tersebut tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, khususnya untuk relokasi bangunan Labkesda dan gedung farmasi.
Pembangunan yang dilakukan ternyata tidak memenuhi persyaratan dan kualitas yang diharapkan, bahkan bangunan tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang berlaku. “Akibatnya, Labkesda yang seharusnya dibangun dengan anggaran Rp 12 miliar, tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan,” tambah Enen.
Selain masalah kualitas bangunan, persoalan lainnya adalah terkait pembayaran uang jaminan dan royalti dalam kerja sama antara PT Lombok Plaza dan Pemprov NTB, yang turut menambah kerugian negara. Berdasarkan audit akuntan publik, kerugian negara akibat kasus ini diperkirakan mencapai Rp 15,2 miliar.
Menanggapi anggapan bahwa kasus ini lebih tepat masuk dalam ranah perdata, Kajati Enen menegaskan bahwa pihaknya yakin kasus ini merupakan tindak pidana korupsi. “Kami tidak sembarangan menetapkan tersangka dan naik ke tahap penyidikan. Kami yakin ini adalah tindak pidana korupsi,” jelas Enen.
Seiring dengan berjalannya proses penyidikan, sejumlah saksi ahli, termasuk ahli akuntan publik, telah diperiksa dan menyatakan adanya kerugian negara dalam kasus ini. Enen juga menyebutkan, dalam beberapa hari ke depan, pemeriksaan saksi lebih lanjut akan dilakukan, dan ada kemungkinan tersangka baru akan muncul dalam kasus ini.
“Kita akan melihat perkembangan pemeriksaan dan persidangan. Tidak menutup kemungkinan akan berkembang ke pihak lain,” tandas Enen.
Periksa TGB
Penyidik telah memeriksa mantan Gubernur NTB TGB M Zainul Majdi, Kamis (13/2). Besan Mahfud MD ini menjalani pemeriksaan di ruang penyidik Pidsus Kejati NTB hingga malam hari.
“Memang ada pemeriksaan terhadap TGB. Pemeriksaan berlangsung cukup lama, sekitar enam jam, dan yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi,” ujar Kasi Penerangan Hukum Kejati NTB Efrien Saputera.
Dalam kasus ini, Kejati NTB telah menetapkan dua tersangka, yakni mantan Direktur PT Lombok Plaza Doli Suthajaya dan mantan Sekda NTB Rosiady Sayuti.
Keduanya kini telah ditahan secara terpisah. Rosiady Sayuti ditahan di Rutan Praya, Lombok Tengah, Kamis sore (13/2). Sedangkan tersangka DS ditahan di Lapas Lombok Barat, Januari lalu.
Sebagai informasi, pada tahun 2012 Pemprov NTB memiliki beberapa tanah yang berlokasi di Jalan Bung Karno Kelurahan Cilinaya Kecamatan Cakranegara Kota Mataram seluas 31.963 m2 yang dikerja samakan dengan PT Lombok Plaza dalam bentuk Bangunan Guna Serah (BGS). Namun dalam proses kegiatannya tidak berjalan sebagaimana yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Sampai dengan saat ini, hasil kerja sama dari bangunan gedung NCC tidak pernah dibangun dan lahan tersebut dalam penguasaan PT Lombok Plaza. Selain itu, Pemprov NTB tidak pernah menerima kompensasi pembayaran dari PT Lombok Plaza. (rl)