Katada

TKI Ilegal Asal Bima Ditemukan Tewas Tergantung di Malaysia

Ilustrasi. (net/google)

Bima, katada.id – TKI ilegal bernama Furkan, warga Desa Parangina Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ditemukan tewas tergantung di Negeri Jiran, Malaysia.

Pria 28 tahun itu ditemukan tak bernyawa oleh warga di perumahan yang ia tempati bersama sang ibunya Siti Sarah berlokasi di Ladang Kenyalang Laut, Sarawak pada 25 Juli lalu.

“Memang benar, ada warga Desa Parangina Kecamatan Sape ditemukan tewas tergantung di Malaysia,” terang Kabag Prokopim Setda Kabupaten Bima, Suryadin, Sabtu (2/7/2022).

Atas kejadian tersebut, orang tua dan keluarga korban melaporkan ke pihak kepolisian setempat. Namun, mereka menolak untuk dilakukan bedah siasat atau autopsi jasad untuk mengetahui penyebab kematian Furkan.

Pihak keluarga hanya ingin jenazah almarhum bisa dipulangkan kembali ke kampung halamannya di Desa Parangina Kecamatan Sape. Permintaan itu pun dikabulkan setelah dilakukan koordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Malaysia.

Dari informasi yang dihimpun, jenazah almarhum dibawa pulang ke Indonesia pada tanggal 30 Juni 2022 lalu menggunakan jalan darat dari Betong ke perbatasan Tebedu-Entikong. Kemudian pada Jumat 1 Juli 2022 kemarin, perjalanan dilanjutkan dari Entikong ke Pontianak dengan menggunakan mobil ambulans.

Selanjutnya pada Sabtu ini, dari Pontianak ke Surabaya menggunakan Lion Airlines JT837 pukul 07.40-09.20 Wita. Pada hari yang sama kembali diterbangkan menggunakan Lion Airlines JT642 rute Surabaya – Lombok. Jazad Almarhum diperkirakan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Bizam), Lombok pada pukul 15.00 Wita.

Sekdes Parangina H Arsyad yang dikonfirmasi membenarkan warganya bernama Furkan ditemukan tewas tergantung di Malaysia. Saat ini jazad almarhumah dalam proses perjalanan dari Malaysia ke Indonesia.

“Sesuai informasi yang saya terima mayat korban akan tiba di Desa Parangina sekitar pagi besok,” jelas dia saat dihubungi IDN Times, Sabtu (2/7/2022).

Makam korban sudah dua hari yang lalu digali oleh keluarga dan masyarakat. Sehingga tidak lama setelah tiba di rumah duka, jasad Furkan akan langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.

Arsyad mengatakan, Furkan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Sedangkan sang ayah sudah lama bercerai dengan ibunya. Tidak lama ditinggal ayahnya, ekonomi keluarga mereka morat-marit sehingga mengharuskan Siti Sarah seorang diri mencari nafkah sebagai pekerja kelapa sawit di Negeri Jiran itu.

“Beberapa tahun setelah itu, baru disusul lagi oleh Furkan. Kurang lebih dua tahun dia bantu orang tuannya di Malaysia, lalu dikabarkan meninggal dunia,” pungkas Arsyad. (red)

Exit mobile version