Katada

Tolak Lupa, Asi Mbojo Lestarikan Sejarah Kesultanan Bima Melalui Program SOBA

POSE: Pengurus Asi Mbojo tengah berpose dengan para peserta.

Bima, Katada.id- Jelang HUT Kabupaten Bima ke-380, Minggu (5/7). UPT Museum Asi Mbojo menggelar kegiatan kajian sejarah Sahabat Asi/ museum (SOBA) dengan tema “Kesultanan Bima Pusat Islam Nusa Tenggara”.

Kegiatan ini merupakan langkah pengurus Asi Mbojo untuk tetap melestarikan sejarah Kesultanan Bima kepada seluruh masyarakat Bima.

“Ini adalah cara kita mengingatkan kembali sejarah Kesultanan Bima sebagai pusat Islam Nusa Tenggara,” Ungkap, Kepala UPT Asi Mbojo  Alan Malingi, Sabtu (4/7).

Dia menjelaskan, munculnya program SOBA ini sebagai bentuk kepedulian untuk tetap melestarikan sejarah lokal (Bima). Program ini merupakan program yang baru dikembangkan diawal Januari 2020 kemarin (red), tentu dengan maksud mengkaji kembali sejarah dan budaya Bima. Namun, karena munculnya Covid-19, akhirnya program ini tertunda dan baru bisa diselenggarakan sekarang ini.

“Karna wabah Covid-19 inilah yang membuat kegiatan ini di tunda selama 3 sampai 4 bulan” jelasnya.

Lanjut dia, kegiatan yang dilakukan ini sangatlah banyak. Selain melakukan kajian sejarah dan budaya Bima. Melalui program SOBA ini pengurus Asi Mbojo mengajarkan tentang aksara Bima, pentas seni, wisata sejarah serta kursus alat musik dan tarian klasik istana Bima.

Dia menilai, kegiatan yang dilakukan di Museum Asi Mbojo ini sudah berjalan sesuai rencana. Sebab peserta yang hadir adalah masyarakat dari Kabupaten Bima dan Kota Bima. Kegiatan ini juga dilakukan atas dasar inisiatif dari pengurus Asi Mbojo. “Karena itu kami memunggut administrasi dari masing-masing peserta sebasar Rp 25 ribu/orang, kemudian kita gunakan untuk makan minum peserta,” sambungnya.

Tidak hanya itu, kegiatan ini sekaligus untuk menghilangkan anggapan masyarakat, bahwa museum Asi Mbojo terkenal dengan nilai mistiknya. Kegiatan ini juga disponsori penuh oleh Armada Finance, Air Mineral Rangga, STIT Sunan Giri dan Majelis Kebudayaan Mbojo.

“Untuk kegiatan selanjutnya seperti tari klasik istana Bima dan wisata sejarah, akan kami adakan dengan cara jalan mengelilingi kota bima. Mulai dari Masjid istana sampai di Lawata,” tutupnya.(izl)

Exit mobile version