Tuntut Perubahan Nama Bandara, Massa Tuding Pimpinan DPRD NTB Tak Hargai SK Menhub

0
Aliansi Pembela Pahlawan dan Negara (APPN) pendukung perubahan nama BIL mendatangi kantor DPRD NTB.

Mataram, Katada.id – Perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Zainuddin Abdul Majid (ZAM) belum terealisasi. Rabu (22/1), Aliansi Pembela Pahlawan dan Negara (APPN) pendukung perubahan nama BIL mendatangi kantor DPRD NTB.

Kedatangan mereka untuk mendorong dewan mempercepat pergantian nama bandaran tersebut. Sayangnya, aksinya massa berakhir dengan kekecewaan. Tidak ada satu orang pun dari 65 anggota dewan yang ada.

Perwakilan APPN H. Irzani menuding pimpinan dewan Hj. Baiq Isvie Rupaedah tidak menghargai Surat Keputusan (SK) Kementrian Perhubungan atas perubahan nama bandara tersebut. ”Kami minta dewan serius atas perubahan nama BIL menjadi ZAM,” kata Irzani saat hearing dengan Humas DPRD NTB, Rabu (22/1).

Pria yang juga Sekretaris NW Pancor NTB ini menjelaskan, rekomendasi perubahan nama bandara turun dari tahun 2018. Tetapi hingga 2020 belum juga diubah. Padahal gubernur telah menindaklanjuti SK Menhub dengan menyurati dewan agar segera di Paripurnakan.

“Sekarang sudah masuk 2020. Pimpinan DPRD Hj. Baiq Isvie Rupaedah tidak menindaklanjuti surat gubernur. Tetapi dewan mutar-mutar saja. Dari informasi yang kita serap diminta untuk rapat lagi sama Menhub. Ngapain diminta lagi, SK-nya sudah ada,” tegasnya.

Irzani meminta agar dewan bersikap fair, tidak politis, tidak juga mengganggap yang diperjuangkan ini politis. ”Silahkan ini direspon dengan baik, jika sebaliknya tidak direspon kekhawatirnya akan ada reaksi yang lebih besar dari yang dilakukannya sekarang,” ujarnya.

Sementara mantan Sekda NTB Ir. Rosyadi Sayuti mengatakan, masyarakat NTB mendukung penuh atas perubahan nama bandara ini menjadi ZAM. Dalam sejarah Negara Indonesia sudah hampir se-abad merdeka dari penjajah, bahwa NTB baru satu orang yang menjadi pahlawan nasional. Lebih banyak dari daerah lain. Seperti Bali dan beberapa daerah di wilayah nusantara.

“Artinya kita harus patut menghargai jasa pahlawan. Perubahan penamaan bandara sebagai bentuk rasa syukur kita,” ungkapnya.

Dia memberi contoh beberapa bandara di daerah lain menggunakan nama pahlawannya. ”Pertanyaannya kenapa itu tidak dijadikan ukurun. Sementara masyarakat NTB, bukan hanya Lombok tapi Bima dan Pulau Sumbawa umumnya sangat mendukung,’’ terangnya.

“Jika ada yang berasumsi ini hanya orang NW yang mendorong, menurutnya tidak juga, akan tetapi semua unsur lapisan masyarakat di NTB mendukung perubahan BIL menjadi ZAM,” beber Rosiadi. (rif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here