Katada

Viral, Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Bima Alami Kekerasan Saat Ospek, Ini Klarifikasi Kampus 

Mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Bima mengalami kekerasan fisik dari seniornya saat ospek.

Bima, katada.id – Video kekerasaan saat orientasi pengenalan kampus (Ospek) beredar luas di media sosial. Dua mahasiswa baru diduga mengalami kekerasan fisik oleh seniornya.

Video berdurasi 1 menit 31 detik itu memperlihatkan dua mahasiswa baru dikelilingi panitia ospek. Salah seorang seniornya yang memakai baju kaos hitam tampak hendak memukulnya.

Dua mahasiswa itu disiram juga dengan air. Lalu, salah seorang senior memiting leher mahasiswa baru itu. Dalam video itu, mahasiswa baru juga sempat dipukul di bagian mulut dan kepalanya.

Humas Universitas Muhammadiyah Bima, Taufiqurrahman MPd menjelaskan, kejadian itu saat hari terakhir pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru di aula Universitas Muhammadiyah Bima. Dia mengaku, pihak kampus tidak mengetahui kejadian tersebut. Mereka baru mengetahui setelah video viral di media sosial.

’’Pihak kampus memanggil seluruh panitia pelaksana Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) dan mengklarifikasi video itu,’’ ujarnya dalam klarifikasi video kekerasan saat PKKMB, Senin (12/9/2022).

Taufik menegaskan, kampus sangat menyesalkan kejadian tersebut. Karena menurutnya, hal itu jelas-jelas melanggar ketentuan akademik, nilai moral dan hukum yang berlaku.

Kampus juga sudah berupaya maksimal menghindari kejadian seperti itu dengan menyampaikan hampir setiap saat dan momentum. Memberikan penekanan kepada panitia tingkat kemahasiswaan, untuk tidak melakukan kekerasan, baik fisik maupun non fisik. Serta menghindari tindakan yang berpotensi merendahkan harkat dan martabat mahasiswa lainnya.

’’Kampus telah memanggil para pelaku dan akan memberikan sanksi akademik sesuai pakta integritas dan pedoman standar etika kemahasiswaan yang berlaku di lingkungan kampus,’’ terangnya.

“Antara pelaku dan sebagian korban sudah kami pertemukan. Sudah saling minta maaf dan berpelukan,” sambungnya.

Kendati demikian, pihak kampus terbuka memberikan pilihan penyelesaian bagi korban dan pelaku. Baik penyelesaian secara kekeluargaan, maupun penyelesaian menurut hukum yang berlaku.

“Semoga kejadian ini memberikan pembelajaran bagi semua mahasiswa, agar masalah yang sama tidak terulang kembali pada masa mendatang,” ungkapnya. (red)

Exit mobile version