Lombok Utara, katada.id – Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi rehabilitasi dan rekontruksi (rehab-rekon) pembangunan pada 14 fasilitas kesehatan dan sekolah di Kabupaten Lombok Utara.
Rekontruksi tersebut merupakan Proyek Program Bantuan Rekonstruksi Infrastruktur Gempa dan Tsunami (PETRA) dilaksanakan oleh UNDP dan didanai Republik Federal Jerman melalui bank pembangunannya, KfW.
Hal tersebut disampaikan saat Ummi Rohmi, sapaan akrab Wagub, meninjau ke dua lokasi pembangunan sekolah di SMKN 1 Tanjung dan SMKN 1 Pemenang KLU. Selasa, (9/3). Peninjauan tersebut didampingi oleh, Asisten 1 Setda Pemprov NTB, Kepala Bappeda NTB, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Budaya NTB.
“Saya mengamatai kegiatan PETRA menjadi contoh baik pembangunan pasca bencana. Pembangunan didesain dan dikerjakan dengan sangat baik, semua dirancang sedemikian rupa sejalan dengan tujuan build back better,” jelas Wagub.
Selain itu, Ummi Rohmi juga mengapresiasi pelibatan tenaga kerja lokal yang mencapai 47% dalam kegiatan rehab rekon ini. Pemerintah Provinsi NTB ditegaskan Ummi Rohmi berkomitmen dalam mengawal kegiatan rekontruksi ini agar dapat berjalan lancer dan tepat waktu.
“Saya juga mengapresiasi pelibatan tenaga kerja lokal sebanyak 47% dalam pekerjaan rekontruksi pada 14 fasilitas kesehatan dan sekolah. Ini sangat berarti sekali bagi kami karena membantu meringankan beban ganda yang dirasakan oleh masyarakat NTB, yang belum pulih dari bencana gempa bumi dan sudah dihadapkan pada pandemic Covid-19,” tuturnya.
Sementara itu, Zainudin selaku Project Koordinator Petra NTB menjelaskan lebih detai terkait proyek rekontruksi ini. Ia mengungkapkan dari total 14 infrastruktur kesehatan dan pendidikan yang dibangun, 4 SMK Negeri di KLU, 8 puskesmas pembantu di KLU, 1 puskesmas pembantu di Lombok barat, dan 1 puskesmas di Lombok timur.
“Jadi total gedung yang dibangun secara keseluruhan mencapai sekitar 35 gedung di 14 lokasi tersebut,” tutur Zainudin.
Zainudin juga menjelaskan prinsip rekontruksi yang dilakukan mengedepankan “build back better” atau “membangun kembali dengan lebih baik”. Oleh karena itu, sebelum rekontruksi dilakukan telah dilakukan kajian geologis untuk memastikan gedung yang dibangun tidak berada pada jalur patahan gempa, bahan banguinan dan struktur bangunan juga telah memenuhi standard gempa.
“Sebelum kegiatan ini dimulai kita melakukan kajian geologis di semua lokasi untuk memastikan semua gedung ini betul-betul aman dari jalur patahan yang memungkinkan bisa bertahan kedepan,” jelasnya.
Selain itu pembangunan juga dilakukan dengan pendekatan yang inklusif untuk memastikan “tidak seorangpun tertinggal”. Perempuan telah menjadi bagian utama dari proyek sejak tahap awal, memastikan fasilitas dibangun untuk memenuhi kebutuhan perempuan. Akses bagi penyandang disabilitas juga akan disediakan.
Zainudin menambahkan, sekitar 150 ribu warga di Pulau Lombok dan sekitarnya akan menerima manfaat dari rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon) fasilitas pendidikan dan kesehatan ini. (red)