Lombok Utara, Katada.id – Wakil Gubernur (Wagub) NTB Hj Sitti Rohmi Djalillah melaunching Posyandu Keluarga di Dasan Lendang Desa Anyar Bayan, Kamis (15/10). Posyandu Desa Anyar ini menjadi satu dari 100 posyandu yang beralih menjadi Posyandu Keluarga.
Launching tersebut dihadiri Plt Bupati Lombok Utara H Sarifudin, Plt Ketua TP PKK KLU Nani Cahyani SE, Pj Sekda KLU Drs H Raden Nurjati, Camat Bayan Intiha dan pimpinan OPD lingkup Pemda KLU.
Wagub NTB ingin agar pelayanan di Posyandu Keluarga Desa Anyar nantinya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang esensi. Seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi lingkungan.
“Itu harus betul-betul dikedepankan,” ujar dia.
Kata dia, Posyandu Keluarga Desa Anyar sudah baik. Sekarang ini tinggal pola pelayanan di masa pandemi yang disesuaikan. Salah satunya seperti tidak perlu berkerumun dalam waktu bersamaan.
“Dari 400 posyandu yang ada di KLU, sudah 100 posyandu menjadi Posyandu Keluarga,” sambung dia.
“Kalau mau cepat menjadikan semua Posyandu Keluarga, ada posyandu lansia, posyandu remaja, tinggal ditambah meja layanannya saja,” imbuh dia.
Plt Bupati Lombok Utara H Sarifudin SH MH mengatakan, edukasi harus terus diberikan kepada ibu rumah tangga maupun keluarganya untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Sebab besar harapannya agar angka stunting, busung lapar, dan penyakit lainnya bisa ditekan.
“Oleh karena itu Posyandulah tempat kita untuk bersama-sama bagaimana menjaga kesehatan itu,” tegas dia.
Ia menambahkan, kondisi KLU menjadi perhatian Pemprov NTB karena menjadi satu-satunya kabupaten termiskin di NTB. Namun kemiskinan ini tidak disebabkan jarangnya posyandu, tetapi semua anggaran habis pada pembangunan fisik. Sehingga ke depan mengelola lingkungan dan sumber daya manusia masyarakatakan menjadi prioritas.
“Saran saya jadikanlah momentum ini untuk menjadikan generasi kita generasi yang sehat,” kata dia.
Kepala Desa Anyar Rusni mengatakan, posyandu desa yang dipimpinnya memiliki 47 orang kader, tersebar di 9 posyandu dari 10 dusun. Pada 2021 mendatang, Desa Anyar akan mendapatkan bantuan TPS 3R dari pemerintah pusat dan hibah tanah dari Pemda KLU.
“Selain mengolah sampah organik kami juga berharap bisa mengelola sampah plastik oleh karena itu kami membutuhkan alat pres sampah plastik,” aku dia.
“Kami pernah studi banding ke Desa Duman dan Desa Sepakek. Kami tertarik karena mereka dapat bantuan alat itu dari Pemprov NTB,” pungkas dia. (ham).