Katada

Warga Tolotangga-Parado Wane Akhiri Ketegangan: Sepakat Damai, Sepakat Jaga Hutan

Kapolres Bima AKBP Bagus S Wibowo dan Dandim 1608/Bima Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra saat pertemuan dengan warga Tolotangga dan Parado Wane di aula Barak Dalmas Polres Bima.

BIMA-Ketegangan yang melibatkan dua desa, yakni Tolotangga, Kecamatan Monta dan Parado Wane, Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, NTB berakhir. Kedua desa sepakat untuk islah, Jumat (28/6). Selain berdamai, mereka juga sepakat untuk menjaga kelestarian hutan di So Oi Kambu’u, Kecamatan Parado.

Proses damai dipimpin Kapolres Bima AKBP Bagus S Wibowo di aula Barak Dalmas Polres Bima. Hadir pula Dandim 1608/Bima Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra. Juga Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Tofo Pajo Mandapangga Rompu Waworada (TPMRW) Syaifullah, Kabag SDA Pemda Bima Zainuddin, Camat Monta Muhtar, Camat Parado Baharuddin, Kapolsek Monta Iptu Takim, dan Kapolsek Parado Ipda Nazaruddin.

Di sisi lain, hadir Pj Kades Tolotangga Sarifurrahman, Kades Parado Wane A. Malik, perwakilan PT Koin Nesia, serta perwakilan masyarakat Desa Tolotangga sekitar 30 orang dan masyarakat Desa Parado Wane sekitar 40 orang.

Kapolres Bima AKBP Bagus S Wibowo mengatakan, pertemuan tersebut untuk membangun dan memperkokoh silaturahmi. Perselisihan beberapa hari lalu sangat disesalkan, apalagi yang bersitegang masih satu suku dan desa bertetangga.

’’Saya bersama Dandim 1608/Bima berada di sini semata-mata untuk menyelesaikan masalah, karena kami mempunyai tanggung jawab besar menjaga keamanan bapak semua,’’ tegas Bagus saat pertemuan itu.

Dalam pertemuan itu sempat didengarkan penyampaian dari perwakilan masing-masing desa. Intinya, mereka mengakui jika lahan yang dibuka dan digarap merupakan hutan tutupan negara.

Lokasi itu diswakelola empat desa berdasarkan Piagam bersama pada 2006 lalu. Mereka juga sepakat kawasan itu akan dikembali fungsi hutan sebagai lahan untuk menanam kemiri.

Bagus mengungkapkan, kedua desa sudah sepakat untuk menjaga kelestarian hutan di So Oi Kambu’u. Dan saat ini kawasan itu dijadikan status quo.

’’Masalah ini sudah selesai tapi bukan langkah akhir dan kita akan turun bersama-sama ke lokasi kemudian kita diskusi kembali,’’ terangnya.

Sementara, Dandim 1608/Bima Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra mengimbau masyarakat untuk tetap tenang jika ada masalah agar bisa menemukan solusi terbaik. ’’Mari kita dengan kepala dingin memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah dan hindari isu dan provokatif yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi perpecahan,’’ ingat dandim.

Ia menambahkan, kedua desa sudah sepakat menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan. ’’Kita sepakat hutan tersebut kita lestarikan dan perbaiki kembali (reboisasi). Jangan main hakim sendiri, laporkan bila ada masalah,’’ pesan Bambang.

Pertemuan yang berakhir sekitar pukul 17.30 Wita itu melahirkan kesimpulan, yakni pihak Desa Tolotangga sudah meminta maaf atas kejadian pembakaran Pondok milik warga Desa Parado Wane. Pertemuan tersebut sudah mendapatkan hasil kesepakatan damai.

Untuk sementara lahan yang dipermasalahan warga kedua Desa saat ini tidak ada yang masuk menggarap. Nantinya akan dilakukan pengecekan lahan bersama pihak Pemda dan warga Desa Parado Wane serta Warga Desa Tolotangga yang ada di hutan tutupan Negara di Kecamatan Parado. Terakhir warga Desa Tolotangga akan membakar sendiri pondok-pondok yang masih ada dilokasi hutan tutupan negara. (one)

Exit mobile version