Mataram, katada.id- Anggota DPD RI, Mirah Midadan Fahmid menyoroti temuan 100 ton Beras oplosan yang dicampur menir di salah satu gudang rekanan Bulog NTB di Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur.
Hal itu diungkap Mirah sapaan akrabnya Saatchi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kantor Perum BULOG NTB pada Kamis (14/11)
Anggota DPD RI ini menegaskan bahwa praktik pengoplosan beras dalam skema penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) adalah tindakan serius yang merugikan masyarakat dan mencederai amanah negara dalam menjaga akses pangan murah.
“Ke depan, pemerintah daerah dan BULOG harus memperkuat pengawasan agar kejadian seperti ini tidak berulang. Mekanisme kontrol kualitas dan audit rutin wajib diperketat,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa evaluasi terhadap sistem kemitraan BULOG dengan gudang-gudang rekanan menjadi keharusan. Jika ditemukan pelanggaran, mitra harus diputus kerjasamanya tanpa kompromi.
“Program SPHP adalah tanggung jawab negara. Tidak boleh ada celah bagi pelaku nakal,” ujarnya.
Dalam kunjungan itu Mirah menyerukan dilakukannya audit menyeluruh terhadap seluruh gudang mitra BULOG di NTB, khususnya yang terlibat dalam distribusi SPHP. Ia juga mendorong pembentukan tim pengawasan terpadu yang melibatkan BULOG, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, serta aparat penegak hukum.
“Pengawasan harus dilakukan dari hulu sampai hilir, termasuk proses distribusi hingga tingkat pengecer,” tambahnya. (*)
