Mataram, katada.id – Kejati NTB akan menelusuri adanya dugaan oknum jaksa yang meminta uang penghentian kasus kepada salah seorang tersangka korupsi penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk korban kebakaran di Kabupaten Bima.
“Pasti kami telusuri, kalau ada laporan. Jadi, silahkan lapor saja, itu hak dia, tidak dilarang,” terang Kasi Penkum Kejati NTB Efrien Saputra, Kamis (8/9/2022)
Ia pun menegaskan, jika ada laporan, bukan hanya pihak Kejati NTB yang akan menelusuri dugaan tersebut. Laporan terkait adanya dugaan penyalahgunaan kewenangan jaksa itu juga berpeluang masuk dalam penelusuran Satuan Tugas (Satgas) 53 Kejaksaan Agung. “Dari Kejagung juga bisa turun tangan, melalui Satgas 53,” katanya.
Munculnya dugaan oknum jaksa yang meminta uang penghentian kasus ini terungkap dari keterangan Mantan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima Andi Sirajudin, salah satu dari tiga tersangka. Kepada wartawan, Sirajudin menyampaikan bahwa adanya permintaan uang Rp50 juta itu terjadi sebelum jaksa menetapkan dirinya sebagai tersangka. “Jadi, uang itu diminta kepada tersangka lain, bukan ke saya,” ungkap Andi Sirajudin.
Pencairan bansos ini berlangsung di tahun 2021 dengan jumlah anggaran Rp5,3 miliar dari Kementerian Sosial RI. Penerima manfaat berasal dari korban bencana kebakaran di tahun 2020. Tercatat ada 258 penerima manfaat.
Setiap penerima mendapatkan bantuan dana dari kementerian secara langsung ke rekening pribadi masing-masing. Anggaran diterima dalam dua tahap, 60 persen untuk tahap pertama, sisanya diberikan dengan syarat penerima harus membuat surat pertanggungjawaban (SPJ).
Pihak dinsos pun diduga membantu para penerima untuk membuat SPJ. Namun, dengan syarat biaya administrasi senilai Rp500 ribu hingga Rp 1 juta per penerima.
Bantuan dengan syarat biaya administrasi dari pihak dinsos ini yang kemudian menjadi dasar kejaksaan menetapkan Andi Sirajudin bersama dua orang lain sebagai tersangka.
Andi Sirajudin menjadi tersangka bersama Mantan Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Kabupaten Bima Ismud dan Pendamping Penyaluran Bansos Kebakaran Sukardi. (red)