Lombok Utara,Katada.id– Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) melakukan evaluasi program smart city, di aula kantor bupati, Selasa (4/10). Dari evaluasi tersebut, seluruh OPD diminta terus berbenah menjalankan rencana aksi (renaksi) dan masterplan yang disusun.
Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu mengatakan, masterplan smart city sudah dituangkan dalam Perbup. Bahkan untuk mendukung smart city, telah dibentuk dewan smart city dan seluruh OPD telah menandatangani komitmen bersama.
“Smart City bukan sekedar menjadikan teknologi sebagai tujuan akhir, tetapi fokus bagaimana menyelesaikan masalah dengan cara yang cerdas dan inovatif,” tuturnya.
Dikatakannya, sasaran pengembangan smart city di KLU adalah tata kelola pemerintahan yang baik melalui smart governance. Sehingga bisa tercapai pelayanan publik yang prima dan percepatan pencapaian reformasi birokrasi.
“Berbagai upaya telah dilakukan,” sambungnya.
Dari upaya ini, KLU akhirnya memperoleh sejumlah penghargaan. Di antaranya BKN Award 2022 untuk kategori implementasi manajemen ASN terbaik. Kemudian Inagara Award dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), dan masuk Zona Hijau dalam penilaian Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik Tahun 2021 dari Ombudsman RI.
Lebih lanjut, smart city berupa smart branding dilakukan dengan menata kota dan branding pariwisata. Di antaranya pelebaran jalan utama dan pembangunan jalan lingkar utara yang ada di Kota Tanjung.
Dalam branding pariwisata, KLU mengembangkan wisata desa. Dari usaha ini, KLU diwakili Desa Senaru meraih anugerah desa wisata Indonesia (ADWI) kategori Daya Tarik Wisata dari Kementerian Pariwisata.
Pada Smart Economy, telah dilakukan pembinaan dan pengembangan UMKM dengan memberikan bantuan modal tanpa bunga. Kemudian pembinaan dan pengembangan petani porang, cokelat, vanila, mete dan lainnya.
“Pada awal tahun 2022 telah dilakukan ekspor produk olahan Sorghum ke Timor Leste dan Malaysia dan selanjutnya akan diekspor ke Eropa,” bebernya.
Untuk smart living, pemerintah daerah mengambil langkah-langkah penurunan angka stunting. Di antaranya dengan pemenuhan gizi balita dengan memberikan 1 butir telur setiap hari. Pemerintah daerah juga mengintervensi melalui majelis Krama desa (MKD) dalam hal larangan pernikahan pernikahan di bawah umur.
“Upaya-upaya ini memberikan hasil yang positif,” ucap Politisi PKB ini.
Penanganan tersebut berhasil menurunkan angka stunting di KLU sebesar 5,4 persen. Yakni dari 28,3 persen di 2021 menjadi 22,9 persen tahun ini.
“Semoga di 2024 nanti sudah turun menjadi 14 persen,” harapnya.
Tidak kalah pentingnya juga yakni dimensi Smart Society. pemerintah daerah berupaya mewujudkan sistem penanggulangan bencana. Hal ini untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat KLU dalam menghadapi bencana dengan membuat program Destana (Desa Tangguh Bencana).
Sedangkan untuk smart enviromental, telah diupayakan berbagai inovasi. Di antaranya pemenuhan infrastruktur sampah dan limbah dengan membangun TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle).
TPS3R sudah terbangun di 8 desa. Pada tahun ini akan dibangun di enam desa. Pada 2026 nanti ditargetkan TPS3R ini telah terbangun di 43 desa KLU.
Djohan membeberkan, ada sejumlah program yang telah dijalankan dalam masterplan smart city. Di antaranya Quick Wins Smart Governance, salah satunya program pelayanan oerizinan keliling.
“Seperti Online Single Submission (OSS) keliling yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat terutama UMKM,” bebernya.
Kemudian Quick Wins Smart Branding berupa program Gili Tramena Bubble Island atau zona hijau destinasi pariwisata. Bubble Island merupakan konsep turunan dari Bubble Destination.
“Yakni kebijakan dalam menetapkan “koridor perjalanan” daerah green zone menjadi destinasi wisata yang aman dikunjungi dimasa pandemi,” jelasnya.
Quick Wins Smart Economy berupa budidaya udang vaname sistem kolam bundar bagi perempuan miskin pesisir KLU. Quick Wins Smart Society berupa penanganan Pengelolaan Limbah medis di tempat jejaring atau Praktek Mandiri dari kegiatan pelayanan kesehatan.
“Quick Wins ini telah mendapat penghargaan dari Kemenkes yang diwakili Haerul Sastrawan sebagai Tenaga Kesehatan dan SDM Penunjang Tingkat Nasional Tahun 2021, mewakili Puskesmas Kayangan KLU,” bebernya.
Program Quick Wins Smart Living berupa InPKB (Integrasi Layanan Pengujian Kendaraan Bermotor). Yakni pengujian Kendaraan Bermotor di KLU secara terintegrasi. Sedangkan Quick Wins Smart Environment berupaPJS (Pelayanan Jemput Sampah).
“Pengangkutan sampah pada malam hari dengan mengedepankan edukasi, kemandirian dan tanggungjawab masyarakat terhadap sampahnya sendiri,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo KLU Hairul Anwar menambahkan, smart city tidak selalu berhubungan dengan teknologi. Namun membangun pelayanan yang mudah dan cepat untuk masyarakat.
“Ini kegiatan evaluasi smart city, cukup banyak kita lakukan pembenahan,” katanya.
Dikatakannya, tingkat kepuasan masyarakat dari hasil survei menentukan keberhasilan smart city ini. Nilai Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) KLU berada di angka 2,01 pada 2021 lalu.
“Tahun ini belum tapi kita targetkan bisa 2,8 persen. Semoga bisa tercapai nanti,” sambungnya.
Dalam masterplan smart city KLU ada 40 program yang dibuat. Sebanyak 35 program di antaranya sudah berjalan saat ini. Seperti Smart Governance sebanyak 10 program dan sudah berjalan 8 program. Smart Branding sebanyak 4 program dan sudah berjalan seluruhnya. Smart Ekonomi sudah berjalan 8 program dari 9 program yang direncanakan. Smart Living sudah berjalan 5 dari 6 Program. Smart enviroment sebanyak 3 berjalan dari 4 program. Sedangkan smart society sebanyak 7 program dan sudah berjalan seluruhnya.
“Smart city ini sudah kita jalankan dari dulu. Makanya kita mendapatkan pelayanan publik tertinggi juga di Ombudsman,” bebernya. (ham)