Bima, katada.id – Kasus positif HIV/AIDS di Kota dan Kabupaten Bima meningkat. Tahun 2023 ini dilaporkan 80 orang positif mengidap penyakit mematikan ini.
Dari 80 kasus ini, rinciannya 60 pria, 20 perempuan. “Dari jumlah kasus tersebut, 5 orang meninggal dunia beberapa bulan lalu,” terang Humas RSUD Kabupaten Bima dr Akbar.
Parahnya lagi, 3 di antaranya balita. Dengan rincian, 1 orang positif HIV dan 2 orang baru menderita gejala Aids.
Sebanyak 3 orang balita itu terjangkit HIV dan Aids akibat penularan dari sang ibu, yang juga pengidap penyakit serupa. “Dari hasil pemeriksaan kesehatan, mereka ditular penyakit mematikan itu sejak berada dalam kandungan,” ungkap dr Akbar
Sesuai data, usia pasien yang dilaporkan terpapar HIV dan Aids relatif berbeda. Dari usia balita hingga berusia 51 tahun. Paling dominan diderita kalangan usia produktif dan Ibu Rumah Tangga (IRT). “Temuan kasusnya terbanyak di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima,” sebutnya.
Meningkatnya kasus ini, disebut akibat dari pengaruh perilaku hubungan seksual yang tidak aman. Contohnya, mereka berhubungan badan lebih dari satu pasangan serta perilaku seks di luar kewajaran. “Kita pelajari kasusnya, rata-rata dipicu karena perilaku seks tidak aman. Sehingga mereka mudah terparah HIV dan Aids,” bebernya.
Ia menjelaskan, penyakit HIV dan Aids tidak memiliki obat khusus untuk proses penyembuhan. Hanya tersedia obat ARV atau Antiretroviral sebagai pencegah dan memperlambat kematian bagi penderita. “Obat ini hanya mengendalikan dan memperlambat serangan virus. Sehingga penderita bisa hidup lebih lama. Makanya kami minta pasien yang ada saat ini rutin minum obat,” harapnya.
Selain mengawasi puluhan pasien penderita HIV dan Aids, pihak RSUD Bima saat ini juga intens turun lapangan. Mengedukasi masyarakat, dengan harapan angka kasus menurun.
“Dalam upaya teken kasus ini, kami telah gandeng Dikes dan sejumlah sekolah. Kami juga imbau masyarakat, agar terapkan pola hidup sehat dan hindari perilaku seks yang tidak aman,” tandasnya. (ain)