Lombok Barat, Katada.id – Pemerintah provinsi NTB dan Perusahaan Listrik Negara ( PLN) wilayah NTB mulai mengembangkan pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah ( TPS) Kebon Kongok Lombok Barat dengan metode peuyeumusasi ( penumpukan sampah).
“Teknologi yang sedang dibuat percontohan adalah pengolahan sampah dengan teknik penumpukan sampah kemudian disiram dengan bioaktivator selama kurang lebih tujuh hari. Kemudian sampah yang sudah direndam akan dimasukkan ke mesin pencacah sampah setelah itu dicetak ke mesin Pellet untuk menghasilkan bahan bakar,” kata General Manager PT. PLN Persero wilayah NTB, Rudi Purnomoloka di TPS Kebon Kongok, Jumat (31/1).
Menurut Rudi, teknologi instalasi mesin pengolahan sampah ini nantinya akan menghasilkan bahan bakar Pellet, dalam satu ton sampah dapat menghasilkan sekitar 40 persen Pellet. Sudah familiar dipakai di sejumlah negara maju seperti Jepang, Jerman, dan negara-negara eropa lainnya dan juga dilengkapi sarana pengendalian pencemaran .” Ujar Rudi.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah yang juga hadir didampingi Danrem 162 WB, Kol. CZi Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan kehadiran mesin Pellet energy semakin memudahkan masyarakat untuk mengolah sampah. Dikatannya Bang Zul, program Zero Waste yang digaungkan NTB sudah menjadi trending topik dimana-mana. Sehingga kehadiran mesin pengolahan Pellet energi ini, tegas Bang Zul, akan memberikan semangat dan kesadaran kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan sekaligus mengumpulkan sampah.
“Alhamdulillah, dengan hadirnya pengolahan menjadi sesuatu yang berarti, digunakan PLN bahkan untuk masyarakat dengan kompornya, saya kira masalah sampah minimal ada cahaya di ujung terowongan,” ungkapnya.
Terakhir tak lupa bang Zul, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung program pemprov dalam hal pelestarian lingkungan di provinsi yang terkenal dengan julukan Gumi Gora itu.
“Terima kasih kepada PLN yang dengan kerja kerasnya, keseriusannya menyebabkan hal yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin di tempat kita ini, mengubah sampah menjadi sesuatu yang berarti,” kata Gubernur lulusan Harvard University itu. (rif)