Mataram, katada.id – Penataan kawasan Pantai Tanjung Aan, Lombok Tengah oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menuai sorotan.
Anggota Komisi II DPRD NTB, Lalu Arif Rahman Hakim, mendesak ITDC agar tidak asal gusur dan segera merangkul para pelaku UMKM lokal yang terdampak.
Pasalnya, penertiban lapak di kawasan yang dikelola ITDC berpotensi menggusur sekitar 126 lapak milik masyarakat lokal.
“Kecenderungannya, masyarakat ini kan mencari lahan-lahan yang ada di pinggir pantai. Kalau di pinggir pantai dia strategis,” ujar Lalu Arif di Mataram, Minggu (22/6).
Ia mengakui kondisi ini dilematis. Di satu sisi, kawasan pantai harus ditata agar tidak semrawut. Namun di sisi lain, keberadaan UMKM lokal juga harus tetap diberi ruang untuk bertahan dan tumbuh.
“Ini memang dilematis akhirnya, sehingga kalau menurut saya memang ITDC harus merangkul mereka dan mencarikan tempat yang khusus untuk UMKM-UMKM kecil yang memang tidak mampu menyewa di tempat lapak yang sudah disiapkan,” jelasnya.
Lalu Arif mengungkapkan lapak-lapak resmi yang telah disiapkan, seperti yang berada di dekat masjid sekitar sana, justru sepi peminat. Pengunjung dan pedagang lebih memilih beraktivitas di pinggir pantai karena dinilai lebih strategis.
“Tapi solusinya itu tadi, merangkul masyarakat umum UMKM, diberikan tempat lah di mana yang kira-kira bagi ITDC yang layak lah buat mereka,” ujarnya
Tak hanya mengkritik ITDC, Lalu Arif juga mengingatkan pelaku UMKM agar tidak bertindak semaunya. Mulai dari penggunaan lahan hingga penetapan harga produk yang dijual.
“Ini saran-saran juga ya, UMKM lokal juga jangan semau-maunya. Seenak-enaknya, pertama mencari tempat semau-maunya dia seolah-olah lahan-lahan di sana milik mereka. Itu pertama. Kedua ketika mereka berjualan juga harga yang ditawarkan suka-suka mereka,” tegasnya.
Politisi asal Lombok Tengah ini berharap, ke depan ada solusi yang adil bagi semua pihak agar UMKM lokal tetap bisa hidup berdampingan dengan pengembangan kawasan wisata strategis. (din)