Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaDaerahOlahragaPolitik

Jelang Pacuan Kuda, Bupati Dompu: Tidak Boleh Mengorbankan Hak Anak

×

Jelang Pacuan Kuda, Bupati Dompu: Tidak Boleh Mengorbankan Hak Anak

Sebarkan artikel ini

Dompu, katada.id –Bupati Dompu Bambang Firdaus, SE menyoroti tradisi pacuan kuda yang masih melibatkan joki anak. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan Pacuan Kuda se-Pulau Sumbawa di Arena Lembah Kara, Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, harus dilakukan dengan tetap menghormati prinsip perlindungan anak.

Penegasan itu disampaikan Bupati saat memimpin pertemuan bersama jajaran PORDASI Dompu, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Lembaga Perlindungan Anak (LPA), serta unsur Forkopimda, di Ruang Rapat Bupati, Jumat (31/10).

Example 300x600

“Pacuan kuda adalah budaya kita yang patut dilestarikan, tetapi tidak boleh mengorbankan hak anak. PORDASI harus menjalankan peraturan sesuai ketentuan perlindungan anak dan memperhatikan aspek keselamatan mereka,” tegas Bambang Firdaus.

Menurutnya, masyarakat, orang tua, dan pemilik kuda perlu diedukasi agar tidak lagi melibatkan anak dalam kegiatan berisiko tinggi.
“Jangan sampai karena faktor kebanggaan atau hadiah, keselamatan anak diabaikan. Mereka harus tetap punya waktu belajar dan bermain,” ujarnya.

Bupati juga meminta agar kelas pacuan disesuaikan dengan usia joki, serta segera dibuat regulasi resmi tentang joki anak dan keselamatan pacuan. Ia berharap Dompu dapat menjadi pelopor pelaksanaan pacuan kuda yang aman dan ramah anak.

“Kita jaga tradisi, tapi juga kita jaga masa depan anak-anak kita,” tambahnya.

Bambang Firdaus mengingatkan bahwa seluruh kegiatan pacuan kuda di Dompu harus mengacu pada Surat Edaran Bupati Dompu Nomor 100.3.4.1/DP3A-PHA-09/2025 tentang Penyelenggaraan Pacuan Kuda Tradisional yang Melibatkan Joki Anak, tertanggal 7 Juli 2025.

Sementara itu, Ketua PORDASI Dompu Drs. H. Abdul Haris, M.AP menyatakan siap menindaklanjuti arahan Bupati dengan menyusun regulasi internal dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

“Kami akan mengatur batas usia joki dan perlengkapan keselamatan, serta melatih joki muda agar tradisi ini tetap berjalan tanpa mengorbankan anak-anak,” ujarnya.

Kepala Dinas DP3A Dompu Abdul Syahid, SH menambahkan, perlindungan anak harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan budaya.

“Dengan regulasi yang baik, pacuan kuda bisa tetap menjadi kebanggaan, tetapi juga aman dan mendidik bagi generasi muda,” katanya. (*)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *