Pengadaan Alat Bantu Belajar Poltekkes Mataram Rugikan Negara Rp 4 Miliar

0
Dirreskrimsus Polda NTB Kombes Pol I Gusti Putu Gede Ekawana P.

Mataram, katada.id – Polda NTB sudah menerima hasil audit pengadaan alat bantu belajar mengajar Poltekkes Mataram pada tahun 2016. Nilai kerugian negara hasil audit Inspektorat Jenderal Kemenkes mencapai Rp 4 miliar.

Hal itu dibenarkan Dirreskrimsus Polda NTB Kombes Pol I Gusti Putu Gede Ekawana P. Ia mengaku sudah menerima hasil audit tersebut. “Kami belum bisa menyimpulkan nilai kerugian itu apakah total los atau bukan,” katanya, beberapa hari lalu.

Setelah menerima hasil audit itu, polda berencana memanggil saksi-saksi. Diantaranya, Direktur Poltekkes Mataram, PPK, dan pihak terkait lainnya.

“Kami periksa lagi untuk memperkuat bukti awal. Sebelumnya mereka itu sudah dimintai keterangan saat masih penyelidikan,” terangnya.

Hasil audit ini, kata mantan Kapolres Bima, akan diperkuat lagi dengan meminta perhitungan lembaga auditor. Karena, kejaksaan biasanya akan meminta perhitungan kerugian negara itu diperkuat lagi dari BPKP perwakilan NTB.

”Kalau perhitungan kerugian negara harus dari BPKP, kami akan minta ke BPKP,” jelasnya.

Meski sudah ada hasil audit, polda tidak ingin terburu-buru mengungkap siapa saja yang diduga terlibat. Ekawana menegaskan, pihaknya akan menunggu hasil penyidikan. Kalau memang ada dua alat bukti kuat, pihaknya akan mengambil langkah penetapan tersangka.

“Kasus ini sudah dinaikan ke tahap penyidikan. Kami masih perkuat bukti untuk kepentingan penetapan tersangka,” ungkapnya.

Sebagai informasi, proyek ini berasal dari Kemenkes. Anggaran yang disediakan untuk Poltekkes Mataram awalnya Rp 27 miliar. Tetapi, ada revisi lagi menjadi Rp 22 miliar. Revisi terakhir pada angka Rp 16 miliar.

Anggaran itu digunakan untuk pengadaan beberapa item barang. Pengadaan barang dilakukan melalui e-katalog. Ada juga yang ditender.

Salah satu item yang memakai sistem tender yakni pengadaan manekin. Sementara item lain menggunakan katalog elektronik. Pengadaan itu untuk jurusan keperawatan Mataram, keperawatan Bima, kebidanan, gizi, dan analis kesehatan.

Dugaan awal, pengadaan alat tersebut tidak sesuai dengan kurikulumnya. Sehingga, alat tersebut tidak bisa digunakan dengan maksimal. (rif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here