Mataram, katada.id – Stunting menjadi masalah sosial yang selalu menghantui masyarakat Indonesia termasuk masyarakat di Provinsi NTB. Stunting itu sendiri merupakan gangguan pada proses pertumbuhan tubuh dan otak anak akibat dari kekurangan gizi pada waktu yang lama. Sehingga menyebabkan ukuran fisik anak lebih pendek dari ukuran fisik anak normal lainnya. Dimasa normal baru seperti sekarang ini, masalah stunting masih menjadi PR terbesar pemerintah NTB. Untuk itu, pemerintah NTB gencarkan posyandu keluarga untuk menekan angka stunting.
Ummi Rohmi, sapaan akrab Wakil Gubernur NTB menjelaskan bahwa Posyandu keluarga dapat menekan angka stunting pada keluarga masyarakat NTB.
“Program unggulan posyandu keluarga ini bukan hanya untuk ibu hamil dan bayi saja, tetapi juga untuk seluruh lapisan masyarakat termasuk juga untuk mengedukasi remaja-remaja calon orang tua agar mengetahui mengenai gizi anak, cara hidup sehat, sehingga dapat menekan angka stunting di NTB” Jelas umi Rohmi saat melakukan Wawancara eksklusif bersama tim Metro Tv. Wawancara tersebut berlangsung diruang kerja Wakil Gubernur, Rabu, (4/11).
Umi Rohmi juga menerangkan bahwa masyarakat tidak perlu fokus terhadap angka stunting yang masih tinggi di wilayah NTB, melainkan fokus terhadap keadaan bagaimana menjadi lebih baik kedepannya.
“Bencana itu bisa datang kapan saja, apapun angkanya yang kemarin, kita harus tetap fokus kedepan gitu agar menjadi lebih baik kedepannya” Pungkasnya.
Lebih jauh Ummi Rohmi menjelaskan bahwa posyandu keluarga di Nusa Tenggara Barat sudah mencapai 2200 unit lebih dan akan terus merevitalisasi posyandu biasa menjadi posyandu keluarga, agar ikhtiar dapat dilakukan semaksimal mungkin.
“Alhamdulillah posyandu keluarga di NTB ini sudah mencapai 2200 unit lebih di tahun 2020 ini dan Insya Allah di tahun 2021 semua posyandu akan menjadi posyandu keluarga” Lengkapnya. (red)