Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Ahli Geologi Brasil Soroti Lambannya Proses Evakuasi Juliana di Gunung Rinjani: Amatir!

×

Ahli Geologi Brasil Soroti Lambannya Proses Evakuasi Juliana di Gunung Rinjani: Amatir!

Sebarkan artikel ini
Proses evakuasi WNA Brazil di Rinjani.

Mataram, katada.id – Seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26), ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di jurang jalur puncak Gunung Rinjani.

Tim SAR gabungan berhasil menjangkau lokasi korban yang berada di arah Danau Segara Anak, tepatnya di sekitar Cemara Nunggal, Rabu (25/6).

Example 300x600

Jasad Juliana yang jatuh di Gunung Rinjani, Sabtu (21/6), kini telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB.

Tragedi ini memunculkan sorotan internasional, termasuk dari ahli geologi Brasil, Marcelo Gramani. Ia secara terbuka mengkritik lambannya proses evakuasi serta kesiapan tim penyelamat yang menurutnya tidak profesional.

“Ini risiko yang dapat diprediksi. Anda tidak dapat mengatakan ini kejutan. Sejak taman gunung itu menjadi daya tarik wisata, maka harus ada rencana penyelamatan yang matang,” ujar Gramani, dikutip dari Uol News, Kamis (25/6).

Gramani menilai bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menjangkau korban terlalu lama. “Meskipun aksesnya sulit, pengelola taman perlu menyediakan alternatif penyelamatan. Terlalu banyak waktu yang telah berlalu untuk membiarkan seseorang terisolasi,” lanjutnya.

Ia juga menekankan bahwa medan di sekitar lokasi kejadian merupakan tepi gunung berapi yang tidak stabil, sehingga kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset sangat tinggi. Menurutnya, kondisi tersebut seharusnya sudah diantisipasi dalam prosedur pencegahan darurat.

“Dari kejauhan, saya bisa melihat ini amatirisme,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gramani menyebut bahwa teknologi modern seharusnya dapat dimanfaatkan dalam situasi darurat seperti ini. “Saat ini, petugas penyelamatan memiliki pesawat tanpa awak (drone) yang bisa membawa pelampung dalam situasi tenggelam. Jadi, drone yang dimodifikasi bisa saja mengantarkan makanan untuknya (Juliana), tetapi kami tidak tahu apakah mereka memiliki perlengkapan tersebut,” pungkasnya.

Di sisi lain, kerja keras tim SAR dan para relawan tetap mendapat apresiasi. Mereka berjibaku di tengah medan berat dan cuaca ekstrem, mempertaruhkan keselamatan demi mengevakuasi korban.

Namun demikian, kritik dari berbagai pihak seperti Gramani menjadi bahan evaluasi penting bagi Pemerintah dan pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem evakuasi, pelatihan petugas, hingga kelengkapan peralatan perlu segera dilakukan. Hal ini demi meningkatkan standar keselamatan dan pelayanan bagi para pendaki serta wisatawan di masa mendatang. (red)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *