Lombok Barat, katada.id – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah meresmikan Sains Techno Industrial Park (STIP) Banyumulek, Rabu (8/4). Peresmian pusat industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) itu dihajatkan sebagai wahana hilirisasi IPTEK untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui penyebaran pusat-pusat pertumbuhan guna pemerataan antar wilayah. Terutama menggairahkan dan menghidupkan produk UMKM di wilayah NTB.
Gubernur menjelaskan teknologi itu tidak dapat dibeli atau didapat begitu saja. Padahal dalam kenyataannya, pengalaman negara negara berkembang, teknologi itu harus direbut dengan sengaja dan direncanakan.
“Kalau kita tidak mampu melakukan kemampuan teknologi atau technological capability, inovasi teknologi kita, tangannya akan senantiasa di bawah, tergantung dari daerah daerah lain yang mampu memproduksi produk-produk yang mempunyai nilai tambah lebih baik,” ungkap Bang Zul.
Orang nomor satu di NTB ini menegaskan, tidak mungkin masyarakat sejahtera tanpa industrialisasi. Industrialisasipun tidak mungkin ada tanpa inovasi. Inovasi teknologi tidak akan muncul begitu saja, namun harus direbut dan direncanakan.
Kesalahan berpikir masyarakat selama ini lanjut Bang Zul, masih menyangka inovasi teknologi itu muncul dari kampus-kampus, sekolah-sekolah, para profesor. Padahal inovasi teknologi itu muncul dari perusahaan-perusahaan atau industri-industri.
“Kalau daerah itu mau maju, maka harus punya program yang memperbanyak perusahaan-perusahaan hadir di tengah-tengah masyarakat. Karena di tengah perusahaan, akan hadir kemampuan untuk teknologi,” katanya.
Tetapi perusahaan ini katanya, tidak gampang memulainya. Butuh modal, butuh pengalaman dan tidak bisa hanya dengan kata-kata.
“Kenapa kita bikin box disinfektan? Bukan boxnya yang penting, tatapi akan lahir perusahaan-perusahaan yang punya kemampuan membikin box, tetapi juga dengan kemampuan bikin box, dia punya kemampuan memproduksi produk produk lain,” tegasnya.
Kehadiran STIPark ini tegas Gubernur sebagai wadah untuk membantu UMKM NTB yang selama ini kurang modalnya serta memiliki pasar yang terbatas.
“STIP itu bukan tempat berkumpulnya orang orang pintar, STIP itu bukan tempat untuk mengumpulkan produk-produk hebat. Tetapi, STIP itu adalah tempat kita memberikan ruang, memberikan wadah bagi mereka mereka yang memiliki ide brilian tetapi tidak punya modal,” ungkapnya.
Kehadiran STIP itu tambah Bang Zul untuk membantu menyediakan tempat, pelatihan, mencarikan pasar, mencari teknologi yang tepat. Sehingga, ketika dua tahun atau tiga tahun di STIP, mereka keluar bisa menjelma menjadi pengusaha hebat. (rif)