Scroll untuk baca artikel
BeritaDaerahNasionalPolitik

Dari Klinik Koperasi Hingga Si Cerah, Inovasi Kota Bima Jawab Tantangan Daerah

×

Dari Klinik Koperasi Hingga Si Cerah, Inovasi Kota Bima Jawab Tantangan Daerah

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Katada.id – Wali Kota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, SE, tampil memukau, saat menyampaikan dua inovasi unggulan Pemkot Bima dalam ajang Innovative Government Award (IGA) 2025 kategori Kota.

Kegiatan itu digelar oleh Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri RI  berlangsung di Aula BSKDN Kemendagri, Jakarta, Kamis (6/11).

Dalam ajang bergengsi yang diikuti kepala daerah se-Indonesia tersebut, Aji Man sapaan akrab Wali Kota memaparkan inovasi yang lahir dari semangat aparatur sipil negara (ASN) Kota. Inovasi itu hadir melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Hebatnya, BRIDA telah menciptakan 234 inovasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan publik.

“Ada dua inovasi unggulan yang menjadi motor penggerak perubahan di Kota Bima, yakni inovasi non-digital Klinik Koperasi dan inovasi digital Celengan Darah atau Si Cerah,” ujarnya, dalam presentasinya.

Menurutnya, kedua inovasi itu dirancang untuk menjawab dua isu strategis daerah, yaitu tantangan ekonomi dan tantangan kesehatan masyarakat.

Ia menjelaskan, sebagai kota berbasis perdagangan dan jasa, inflasi dan stabilitas harga menjadi tantangan utama yang memengaruhi daya beli masyarakat. Untuk mengatasi hal itu, Pemkot Bima menghadirkan inovasi Klinik Koperasi yang berfungsi memberikan pendampingan cepat dan efisien bagi koperasi dalam menjaga keseimbangan pasar.

Sementara itu, dari sisi kesehatan, Kota Bima masih menghadapi angka stunting sebesar 28,4 persen dan anemia pada ibu hamil 9,28 persen. Kondisi ini menuntut adanya inovasi yang tidak hanya edukatif, tetapi juga mampu mengatasi permasalahan pasokan darah di masyarakat.

“Kondisi ini melahirkan inovasi digital Celengan Darah atau Si Cerah, yang menggerakkan kepedulian sosial dan menjamin suplai darah bagi warga,” terang Rahman.

Inovasi Jadi Budaya ASN

Wali Kota Bima menegaskan bahwa inovasi kini menjadi budaya kerja ASN, bukan sekadar proyek jangka pendek. Jumlah inovasi meningkat dari 162 pada 2024 menjadi 234 pada 2025, atau naik 44,44 persen.

“Inovasi adalah sarana bagi ASN Kota Bima untuk berkreasi dan berkolaborasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tegasnya.

Komitmen Pemkot Bima terhadap budaya inovasi juga diperkuat dengan berbagai regulasi, antara lain: Perwali Nomor 26 Tahun 2021 tentang pemberian penghargaan bagi ASN berinovasi, Surat Edaran Wali Kota Tahun 2025 yang mewajibkan setiap OPD melahirkan minimal dua inovasi, dan Perwali Tahun 2023 yang menjadi dasar pelaksanaan inovasi daerah secara menyeluruh.

“Dari sisi kelembagaan, BRIDA menjadi motor penggerak riset dan koordinasi antar perangkat daerah, memastikan setiap inovasi memiliki keberlanjutan dan dampak nyata,” jelasnya.

Usai presentasi, Wali Kota Bima bersama Kepala BRIDA dan pejabat terkait juga mengikuti Podcast Penilaian Innovative Government Award 2025 di Kementerian Dalam Negeri. (*)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *