Lombok Utara, Katada.id – Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) menunjukkan keseriusan penuh dalam mewujudkan rencana pembangunan perguruan tinggi di daerahnya. Ambisi ini sejalan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati KLU untuk memajukan sektor pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal. Bahkan, pembahasan terkait syarat dan ketentuan telah sampai di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) KLU, H Adenan mengungkapkan, Bupati KLU H Najmul Akhyar, baru-baru ini secara langsung mendatangi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk membahas rencana besar ini.
“Informasi yang kita terima dari pak menteri itu nanti akan dicek oleh timnya dan mereka mulai kerja. Kita di-backup oleh APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Se-Indonesia) bersama dengan beberapa elitnya mendampingi kita, membantu bagaimana ikhtiar itu bisa secepat mungkin terwujud,” ujar Adenan pada Selasa (8/4).
Menurut Adenan, respons dari Menteri Pendidikan sangat positif. Niat pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas SDM dianggap krusial, mengingat pendidikan adalah salah satu indikator utama kemajuan suatu daerah.
“Jika SDM sudah baik, lama sekolah sudah bagus, otomatis yang lain akan ikut berkembang,” ungkapnya optimis.
Sinyal positif dari pusat terkait pendirian perguruan tinggi di KLU memang sudah ada. Meski demikian, Adenan tidak memungkiri bahwa kendala pasti akan muncul. Namun, ia menekankan bahwa keseriusan dalam mengurus proses ini adalah kunci keberhasilan.
“Kendala pasti ada, itulah yang kami diskusikan bersama Menteri dan Wakil Menteri Dikti kemarin. Namun, yang penting adalah komunikasi yang baik dan keseriusan kita dalam menjalankan proses ini,” jelasnya.
Pihak Dikbudpora KLU telah mulai menawarkan beberapa ide terkait jenis perguruan tinggi yang cocok untuk KLU. Sektor pariwisata menjadi salah satu fokus utama, mengingat Lombok Utara dikenal dengan keindahan alam dan daya tarik wisatanya yang tinggi.
“Kami yang paling tahu kondisi daerah ini, misalnya pariwisata, itu yang coba kami tawarkan kepada kementerian. Setelah tim turun menganalisa, akan dilihat apakah itu sesuai dengan penilaian dari Dikti,” terang Adenan.
Namun, proses perizinan pendirian perguruan tinggi bukanlah perkara singkat. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan izin, sebuah realita yang juga dialami oleh daerah lain sebelumnya.
“Mungkin kita juga tidak jauh berbeda dalam hal ini. Oleh karena itu, kita harus terus berusaha dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait,” tuturnya.
Terkait rencana spesifik perguruan tinggi yang akan dibangun, Adenan mengungkapkan bahwa masukan dari berbagai pihak menunjukkan adanya beragam usulan.
Ada yang menginginkan fokus pada pariwisata, namun di sisi lain, banyak juga yang berharap perguruan tinggi dapat berfokus pada bidang pertanian dan perkebunan, mengingat potensi sumber daya alam melimpah di KLU seperti mete dan coklat.
“Rencananya masih dalam tahap diskusi. Ada yang ingin pariwisata, ada yang lebih memilih pertanian atau perkebunan. Kita akan melakukan diskusi internal untuk mencari benang merahnya, melihat untung dan ruginya, serta menentukan langkah terbaik yang bisa diambil,” pungkas Adenan. (ham)
