Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Dugaan Jual Beli Darah di RSUD Bima Terbongkar, Dua Tenaga Kesehatan Dipecat

×

Dugaan Jual Beli Darah di RSUD Bima Terbongkar, Dua Tenaga Kesehatan Dipecat

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. (google/net)

Bima, katada.id – Dugaan praktik jual beli darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima terbongkar. Dua orang Tenaga Kesehatan (Nakes) berstatus honorer dipecat.

Dua Nakes itu dipecat karena diduga terlibat pada praktik Pungutan Liar (Pungli) terhadap pasien yang butuh donor darah. Tidak hanya memecat dua Nakes, pihak RSUD Bima juga memberikan surat perintahan (SP) satu kepada kepala ruangan. Karena dianggap lalai dalam memberikan pembinaan terhadap dua Nakes tersebut.

Example 300x600

“Saya ketahui mereka melakukan Pungli berdasarkan laporan keluarga pasien,” terang Direktur RSUD Bima, drg. Ihsan MPh, Rabu (13/7/2022)

Dalam menjalankan aksinya, kedua Nakes meminta sejumlah uang kepada keluarga pasien dengan dalih untuk mempermudah pelayanan. Karena dalam keadaan mendesak, keluarga pasien tanpa berpikir panjang menyerahkan sejumlah uang sesuai yang mereka minta.

“Modusnya sederhana. Meraka minta uang dengan dijanjikan permudah pelayanan. Masyarakat yang gak mau repot, langsung kasih,” ungkapnya.

Jika praktik tersebut kembali ditemukan dikemudian hari, Ihsan memastikan Nakes terkait akan langsung dipecat tanpa ada toleransi. Karena tindakan itu melanggar kode etik pelayanan di RSUD Bima. “Saya akan babat habis mereka, tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.

Selain itu, sejak tahun 2022 ini Ihsan juga kerap menerima keluhan keluarga pasien mengenai jual beli darah oleh calo di lingkungan RSUD Bima. Hingga pasien sembuh, biasanya mereka akan dibayar sekitar Rp1 juta.

“Kami sedang cari tahu siapa calo ini.
Apakah dalam melakukan aksinya, mereka libatkan Nakes di sini atau bukan. Kalaupun ada Nakes, akan saya pecat,” tegas Ihsan.

Munculnya praktik jual beli darah tersebut diakibatkan tingginya permintaan kebutuhan darah pasien yang dirawat di RSUD Bima. Sehingga kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

“Modus mereka masuk ke RSUD Bima, lalu cari pasien yang butuhkan darah,” katanya.

Jika ditemukan praktik tersebut, Ihsan menyarankan agar keluarga pasien segera melaporkan ke pihak kepolisian untuk diusut. Karena tindakan itu dinilai lebih efektif dibandingkan mengadu ke pihak RSUD Bima.

“Bukanya kami gak mau terima. Laporan mereka tetap kami terima, cuman itu lamban untuk mengungkap para pelakunya,” pungkas dia. (izl)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *