Mataram, katada.id – Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu provinsi dengan alokasi terbanyak dalam program bantuan laptop Chromebook dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2022.
Dari seluruh kabupaten dan kota di NTB, Kabupaten Lombok Timur menjadi penerima terbesar, dengan total 219 sekolah mendapatkan bantuan perangkat teknologi tersebut.
Distribusi bantuan yang menyasar jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA hingga SLB ini menjadikan Lombok Timur sebagai daerah dengan cakupan penerima terbanyak, disusul oleh Kabupaten Lombok Tengah (125 sekolah) dan Lombok Barat (82 sekolah).
Sementara itu, Kabupaten Sumbawa Barat menjadi daerah dengan penerima paling sedikit, hanya 4 sekolah, diikuti oleh Kota Bima sebanyak 8 sekolah.
Berikut rincian lengkap penerima Chromebook di NTB tahun 2022:
- Kabupaten Lombok Timur: 219 sekolah
- Kabupaten Lombok Tengah: 125 sekolah
- Kabupaten Lombok Barat: 82 sekolah
- Kabupaten Sumbawa: 52 sekolah
- Kabupaten Dompu: 23 sekolah
- Kabupaten Bima: 17 sekolah
- Kota Mataram: 14 sekolah
- Kabupaten Lombok Utara: 14 sekolah
- Kota Bima: 8 sekolah
- Kabupaten Sumbawa Barat: 4 sekolah
Namun, program bantuan ini belakangan menjadi sorotan. Kejaksaan Agung RI tengah menyelidiki dugaan korupsi dalam pengadaan laptop Chromebook secara nasional.
Salah satu temuan awal menyebutkan bahwa pelaksanaan program tidak mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, terutama ketersediaan jaringan internet yang belum merata di berbagai wilayah Indonesia.
Sejumlah pejabat di lingkungan Kemendikbudristek pada masa Menteri Nadiem Makarim telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Sementara Nadiem Makarim sendiri, hingga kini masih berstatus sebagai saksi.
Chromebook Lombok Timur Bermasalah
Tidak hanya di pusat, aroma korupsi serupa tercium di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lombok Timur.
Proyek senilai Rp32,4 miliar kini tengah diusut Kejaksaan Negeri (Kejari) Lombok Timur (Kejari Lotim). Dalam waktu dekat, penyidik segera menetapkan tersangka.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Lotim, Ugik Ramantyo menyatakan bahwa pihaknya tinggal menunggu hasil resmi audit kerugian negara sebelum menetapkan tersangka dalam kasus korupsi Chromebook tersebut.
“Sudah ada ekspose dari auditor tinggal menunggu hasil resmi,” kata Ugik, Jumat (18/7).
Meski ekspose telah dilakukan bersama BPKP NTB, Kejari belum bisa menyampaikan jumlah pasti kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi Chromebook ini.
“Untuk kerugian negara nanti kami memberikan statement setelah ada hasil resmi dari auditor,” lanjutnya.
Setelah hasil audit diterima, penetapan tersangka akan langsung dilakukan. “Nanti setelah keluar, kami akan bekerja lebih cepat,” tegas Ugik, tanpa merinci jumlah tersangka yang akan ditetapkan.
Kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook ini naik ke tahap penyidikan pada 30 April 2025, berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor PRINT-02/N.2.12/Fd.2/04/2025.
Dalam penyidikan, Kejari Lotim telah memeriksa 38 orang saksi. Mereka terdiri atas 15 orang dari Dinas Dikbud Lotim, 2 orang dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) RI, serta 21 orang dari pihak penyedia barang.
Sebanyak 4.320 unit Chromebook yang didistribusikan ke 282 sekolah di Lombok Timur telah diperiksa. Dari jumlah tersebut, 640 unit diperiksa oleh ahli teknologi informasi dari luar NTB.
Hasil pemeriksaan ditemukan penyimpangan spesifikasi teknis. Perangkat yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan ketentuan Permendikbudristek No. 3 Tahun 2022, di mana Chromebook yang diadakan seharusnya menggunakan sistem operasi Chrome OS (education update).
Sebagai informasi, pengadaan Chromebook bersumber dari DAK Fisik Pendidikan Tahun Anggaran 2022 dengan pagu anggaran Rp34 miliar dan realisasi Rp32,4 miliar. Kasus ini menambah daftar panjang dugaan korupsi Chromebook di sektor pendidikan.
Apa Itu Chromebook?
Chromebook adalah jenis laptop yang menjalankan sistem operasi Chrome OS buatan Google. Perangkat ini dirancang untuk penggunaan berbasis internet, mengandalkan aplikasi berbasis web dan penyimpanan cloud.
Dengan sistem operasi yang ringan dan otomatis diperbarui, Chromebook dikenal karena kemudahan penggunaan, keamanan tinggi, serta minimnya perawatan teknis.
Program distribusi Chromebook ini pada awalnya dimaksudkan untuk mendukung digitalisasi pendidikan, terutama pascapandemi.
Namun, implementasinya kini justru menjadi sorotan karena diduga sarat penyimpangan. (*)