Scroll untuk baca artikel
Daerah

Klarifikasi Fakhruddin: Insiden Penggerebekan di Mataram Murni Urusan Pribadi, Tak Ada Kaitan dengan Bimtek

×

Klarifikasi Fakhruddin: Insiden Penggerebekan di Mataram Murni Urusan Pribadi, Tak Ada Kaitan dengan Bimtek

Sebarkan artikel ini
Kepala Desa Jenggala, Fakhruddin,

Lombok Utara, Katada.id— Kepala Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU) Fakhruddin,  Fakhruddin, akhirnya memecah keheningan setelah isu penggerebekan yang melibatkan dirinya viral di media sosial.

Dalam klarifikasi resminya Senin (24/11/2025), Fakhruddin menyampaikan permohonan maaf sekaligus meluruskan informasi yang dinilainya telah menyimpang jauh dari fakta.

 

Fakhruddin menegaskan dengan keras bahwa insiden yang terjadi di salah satu hotel di Mataram pada Rabu (19/11/2025) siang sekitar pukul 13.00 WITA itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan Bimbingan Teknis (Bintek) yang dilakukan oleh Dinas DP2KBPMD KLU maupun jabatan yang di embannya sebagai kepala desa.

 

Fakhruddin Mengakui adanya penggerebekan oleh tiga oknum tersebut. Kades Jenggala ini menjelaskan bahwa pertemuannya dengan seorang perempuan di hotel tersebut murni untuk membahas urusan pribadi. Ia menekankan bahwa pertemuan itu berlangsung sangat singkat, hanya sekitar 25 menit.

 

“Tidak ada perbuatan seperti yang diviralkan. Ini pertemuan untuk membahas sesuatu, bukan hal lain,” tegas Fakhruddin.

 

Ia juga meluruskan spekulasi yang beredar, menyebutkan bahwa baik dirinya maupun perempuan tersebut berada dalam kondisi lengkap menggunakan pakaian dan sepatu saat insiden terjadi. Pemilihan lokasi hotel, menurutnya, dilakukan semata-mata demi menjaga privasi karena masing-masing pihak sudah memiliki pasangan.

 

Ia mengatakan isu yang berkembang itu dipelintir dan berpotensi menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat, Fakhruddin meminta publik untuk tidak mudah terprovokasi. Ia menjelaskan bahwa persoalan ini sedang dalam upaya mediasi.

 

“Mari kita hormati asas praduga tak bersalah,” pintanya, sembari menyatakan kesiapannya untuk mengikuti proses hukum sesuai aturan yang berlaku jika jalur musyawarah gagal ditempuh.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya, khususnya kepada masyarakat Desa Jenggala. Ia menekankan bahwa kasus ini adalah sepenuhnya urusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan roda pemerintahan desa.

 

“Ini murni masalah pribadi. Tolong jangan dibawa ke ruang politik. Saya tetap menjalankan amanah dan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai tugas saya sebagai kepala desa terpilih,” pungkasnya. (ham)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *