Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Minim Debit Air, Krisis Jaringan Tua dan Kehilangan Air Jadi Masalah PDAM KLU, SWRO Masih Jadi Pilihan Utama di Gili Meno dan Terawangan

×

Minim Debit Air, Krisis Jaringan Tua dan Kehilangan Air Jadi Masalah PDAM KLU, SWRO Masih Jadi Pilihan Utama di Gili Meno dan Terawangan

Sebarkan artikel ini

Lombok Utara, Katada.id – PDAM Amerta Dayan Gunung terus berjibaku demi memastikan pasokan air bersih yang optimal bagi masyarakat Kabupaten Lombok Utara. Di tengah pesatnya laju pariwisata, khususnya di Gili Meno dan Terawangan Pemerintah daerah masih mengandalkan sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) sebagai pilihan utama.

 

Example 300x600

Plt Direktur PDAM Amerta Dayan Gunung, Wahyu Darmajati mengatakan, tantangan berupa debit air yang minim dan infrastruktur distribusi yang menjadi permalasahan, sehingga kedua Gili ini harus menggunakan sistem SWRO.

 

“Untuk kawasan wisata Gili Trawangan dan Gili Meno, PDAM masih sepenuhnya mengandalkan sistem SWRO,” jelasnya Rabu (16/7).

 

Kata Wahyu, kebijakan penggunaan SWRO ini merupakan langkah strategis diambil pemerintah daerah. Mengingat ketersediaan air baku daratan masih minim untuk alirkan ke Gili. Sistem SWRO ini dianggap tepat digunakan karena mengolah air laut. ” Gili inikan dikelilingi laut, jadi bahan bakunya lebih dekat,” sambungnya.

 

Saat ini, sumber air yang digunakan untuk tiga kecamatan yakni kecamatan Gangga, Tanjung dan Pemenang adalah dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Anjah dan Sekeper yang ada di Kecamatan Gangga, dengan total kapasitas debit sebesar 317 liter per detik yang bersumber dari mata air dan air permukaan. Dari jumlah ini PDAM baru mampu memproduksi 217 liter per detik. Artinya, masih ada potensi 100 liter per detik air baku yang belum termanfaatkan.

 

“Untuk memanfaatkan sisa kapasitas air baku ini, kami harus melalui proses treatment terlebih dahulu agar memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2023,” jelas Wahyu.

 

“Sementara kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) saat ini tidak mampu memproduksi sisa air baku yang tidak termanfaatkan ini,” sambungnya.

 

Tidak hanya itu, selain tantangan pemanfaatan air baku, PDAM juga dihadapkan pada persoalan kehilangan air mencapai 39% dari total kapasitas produksi, atau setara dengan 84,63 liter per detik. Angka ini cukup tinggi lantaran disebabkan oleh kondisi infrastruktur yang belum memadai dan minimnya pembaruan sejak PDAM Lombok Utara mandiri pada tahun 2013 lalu, setelah memisahkan diri dari PDAM Giri Menang.

 

“Jaringan pipa yang bocor, sambungan ilegal, hingga alat ukur yang tidak akurat menjadi penyebab utama tingginya angka Non-Revenue Water (NRW) ini,” katanya.

 

Saat ini sudah ada sebanyak 16.397 Sambungan Rumah (SR) sebagai pelanggan di tiga kecamatan tersebut. Kebutuhan air bersihnya mencapai 164 liter per detik. Namun, dengan kapasitas produksi dan tingkat kehilangan air saat ini, PDAM belum mampu melayani air bersih secara kontinyu selama 24 jam.

 

“Akibatnya, beberapa daerah mengalami pelayanan yang belum maksimal, bahkan harus menunggu air mengalir di tengah malam atau menggunakan sistem gilir,” tegasnya.

 

Lanjut dia, jika ingin memanfaatkan potensi 100 liter per detik yang belum termanfaatkan ini, maka harus membangun IPA lagi. Sementara untuk melakukan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang. Bahkan jika IPA pun sudah terbangun, kapasitas produksi yang ada masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih proyeksi lima tahun ke depan.

 

“Kondisi ini juga menjadi alasan utama mengapa distribusi air ke Gili Trawangan dan Gili Meno masih belum memungkinkan dari sistem yang ada di daratan,” jelasnya.

 

“Pada dasarnya PDAM terus berupaya mencari solusi dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, serta menjajaki potensi kemitraan dengan sektor swasta. Semua upaya ini dilakukan demi menjamin ketersediaan air bersih yang layak dan berkesinambungan bagi seluruh masyarakat Lombok Utara,” tutupnya. (*)

 

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *