Pasar Karang Sukun Mataram, “Rajanya” Barang Bekas Impor, Laku Keras di Akhir Pekan

0
Pasar Karang Sukun, Kota Mataram, NTB yang menjual pakaian bekas impor.

Mataram, katada.id – Pasar Karang Sukun, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) selalu ramai di akhir pekan. Para pembeli dari berbagai daerah datang berburu pakaian bekas impor.

Pasar Karang Sukun memang dikenal sebagai “rajanya” barang bekas impor di Mataram. Hampir di setiap sudut lapak tersaji beragam pakaian bekas yang datangkan dari luar negeri.

Salah seorang pembeli Edi mengaku setiap akhir pekan selalu datang ke pasar rombengan ternama di Kota Mataram ini. Biasanya, ia mengincar pakaian-pakaian yang lagi tren. “Kalau Jumat, Sabtu dan Minggu selalu ada yang baru, karena barang datang di akhir pekan,” ungkapnya, Minggu (18/8).

Ia memilih membeli barang bekas impor karena kualitasnya bagus. Di samping itu, harganya juga terjangkau dan bisa ditawar. “Saya beli jaket saja Rp 70 ribu. Harganya murah tapi kualitasnya bagus,” ujar pria asal Gunungsari, Lombok Barat ini.

Seorang pembeli sedang memilih pakaian bekas impor di pasar Karang Sukun, Kota Mataram, NTB, Minggu (18/8).

Senada dengan Santi. Ia mengaku sering membeli pakaian di pasar Karang Sukun. Menurutnya, ada banyak pilihan pakaian berkualitas di pasar rombengan ini. “Yang penting sabar pilih-pilih, barang-barangnya berkualitas,” ujarnya.

Dengan uang Rp 200 ribu saja, ia mengaku bisa mendapat baju, celana, dan jaket. “Murah dan berkualitas jadi alasan saya belanja di sini,” ujarnya.

Seorang penjual Fajar mengaku tidak setiap hari selalu ramai pengunjung. Terkadang di hari kerja, pengunjung sepi. “Kalau akhir pekan memang ramai,” katanya.

Barang bekas jualan Fajar sangat beragam, mulai dari baju, jaket, celana, dan lainnya. Menurutnya, pendapatannya tiap hari tak menentu. “Kalau lagi sepi sekitar Rp 1 juta, kalau lagi ramai bisa Rp 2 juta lebih, kadang di atas itu,” ujarnya.

Ia menambahkan, barang berkas yang dijualnya didatangkan dari Surabaya dan Bali. Fajar membeli per bal atau karung besar. “Kita pesan lewat online. Harga satu bal sekitar Rp 8 juta. Nanti barang diantar langsung ke lokasi,” tandas Fajar. (tik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here