Mataram, katada.id – Keberadaan perpustakaan di sekolah sekolah akan menentukan mutu siswa dan sekolah tersebut. Oleh karena itu, pengadaan buku referensi juga harus didukung untuk meningkatkan mutu dan sekolah termasuk siswa dan guru.
Kepala Perpustakaan SMAN 1 Kota Mataram mengatakan, selama ini banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan literasi dan mutu siswa tapi tidak di dukung. Seperti kebijakan penentuan anggaran pengadaan buku wajib yang kurang dan pembelian buku pendamping.
“Kalau saja di dukung, pasti kondisi perpustakaan sekolah keadaannya sangat bagus rapi bersih dan nyaman untuk siswa betah dalam membaca,” kata Kepala Perpustakaan SMAN 1 Kota Mataram Murni Kurnia, S. Pd., MM, Jumat (27/8).
Pengelola perpustakaan sudah sangat memahami bagaimana menyusun rencana kerja perpustakaan sekolah dan mendayagunakan bahan pustaka kepada peserta didik serta melayani kebutuhan siswa. Hanya saja belum bisa meyakinkan pihak sekolah bahwa perpustakaan inilah yang akan menentukan mutu para siswa dan sekolah. Salah satunya dengan menyediakan buku teks utama seperti yang tertuang dalam lampiran satu pengelolaan dana BOS bahwa ada biaya pengembangan perpustakaan dalam bentuk pemenuhan buku utama setiap peserta didik memenuhi rasio satu buku untuk peserta didik.
“Buku wajib masih sangat kurang karena jumlah siswa setiap tahun meningkat dari 10 rombel menjadi 12 rombel, belum lagi buku yang dipinjam siswa ada yang hilang atau rusak. Saya sebagai kepala perpustakaan sudah mengajukan pembelian buku untuk buku utama dari dana BOS tetapi belum di anggarkan oleh pemangku kebijakan sekolah, sebenarnya saya kecewa karena mutu sekolah dan siswa sangat ditentukan oleh referensi utama atau pendukung, Para siswa yang lulus dari sekolah dan memegang selembar ijazah takkan berarti tanpa ada proses transfer ilmu dari hasil mereka membaca,” Sesalnya.
“Ironis memang tahun kemarin kami banyak menghibahkan buku K13 edisi pertama yang memang tidak terpakai lagi tetapi sangat bermanfaat bagi sekolah yang sangat kekurangan referensi,” lanjutnya.
Dikatakanya ada beberapa orang tua siswa yang protes ke pihak perpustakaan. Karena anaknya tidak dapat buku, pihaknya pun sangat memakluminya. Tetapi sisi lain Perpustakaan SMAN 1 Kota Mataram hanya melayani dan mengurus hal yang bersifat teknis di perpustakaan tidak ada hak dalam menentukan anggaran pembelian buku.
“Kami sudah membuat usulan pembelian buku dengan melampirkan kekurangan dan jenis buku dari dana BOS tetapi mungkin bukan prioritas sehingga sekolah masih menunda,” Pungkasnya. (rif)