Mataram, katada.id – Hingga triwulan ketiga tahun 2020, kondisi perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat terus membaik. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan ekonomi NTB yang tumbuh positif 3,01% (qtq) pada triwulan III-2020 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Bahkan menurut Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, secara year on year sepanjang 2020 perekonomian NTB diprakirakan akan tumbuh positif di kisaran 0,2% sampai dengan 0,6%.
Kondisi ini memberikan optimisme bahwa perekonomian NTB dapat terus bergerak positif walaupun dalam masa pandemi Covid-19.
Menurut Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., pertumbuhan ekonomi yang positif ini adalah buah sinergitas kuat antara Pemerintah Provinsi NTB dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB. Sehingga ia mendukung penuh dan mengapresiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB untuk terus mendorong optimisme dalam pemulihan ekonomi Provinsi NTB yang inklusif.
“Saya betul-betul optimis kenaikan ekonomi NTB bisa terwujud dengan kerjasama dan sinergitas yang kuat antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan Pemprov NTB,” ungkap Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi ini, saat memberikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020, di Ruang Serbaguna Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB. Kamis (3/12).
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Heru Saptaji, pada kesempatan yang sama memaparkan lebih detail terkait perekonomian Provinsi NTB yang terus membaik. Ia menjelaskan, Sejalan dengan kondisi nasional, perkonomian NTB membaik tercermin dari berkurangnya kontraksi pertumbuhan dari -1,40% (yoy) di triwulan 11-2020, menjadi -1,11% (yoy) pada triwulan III-2020.
Secara triwulanan, perekonomian NTB tumbuh positif 3,01% (qtq) pada triwulan III-2020 dibandingkan triwulan sebelumnya. Diperkirakan pada triwulan IV 2020, perekonomian akan tumbuh positif pada kisaran 1 % s.d. 2% (yoy) sehingga sepanjang 2020 perekonomian diprakirakan akan tumbuh positif di kisaran 0,2% s.d. 0,6% (yoy).
Pada tahun 2021, ekonomi NTB juga diprakirakan tumbuh sebesar 3,8% (yoy) s.d. 4,2% (yoy). Indikator terjaganya perekonomian NTB juga bisa dilihat dari inflasi NTB pada bulan Oktober 2020 masih di koridor yang baik yaitu 0,51 % (yoy), lebih rendah dibanding inflasi nasional yang sebesar 1,50% (yoy). Untuk keseluruhan tahun 2020, inflasi diprakirakan akan tumbuh di kisaran 0,4% s.d. 0,8%. Sedangkan pada tahun 2021, inflasi diprakirakan akan berada di kisaran 3+1 %.
Hal tersebut terjadi, dijelaskan Heru Saptaji, merujuk pada kondisi global di mana tingkat fatalitas COVID-19 secara global cenderung terus membaik yakni 2,32%, walaupun kasus masih meningkat. Namun demikian, penambahan kasus COVID-19 pada sejumlah negara sudah melewati fase puncak dan vaksin dengan tingkat efektivitas 90%-94% telah ditemukan.
Ketiga faktor tersebut memberikan optimisme bagi kondisi perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi global yang sebelumnya diproyeksikan masih mengalami kontraksi hingga 2021, saat ini diperkirakan akan tumbuh positif menjadi 5,2% (yoy). Di tingkat nasional, arah pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan perbaikan dari kontraksi -5,35% (yoy) pada triwulan II -2020, menjadi -3,49% (yoy) pada triwulan III-2020.
”Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi bersama pemerintah dan akan melakukan ekspansi moneter dan akselerasi fiskal dalam bentuk burden sharing. Skema burden sharing ini memungkinkan Bank Indonesia untuk bersama dengan pemerintah memenuhi kebutuhan pembiayaan, terutama untuk kelompok public goods/benefit di mana pembiayaan tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak dan non-public goods/benefit untuk pembiayaan UKM/UMKM, korporasi non-UMKM, dan non-public goods lainnya,” jelasnya.
Heru Saptaji melanjutkan, Meski di tengah pandemi, Bank Indonesia tidak henti-hentinya berinovasi dengan berbagai program strategis dan bersinergi untuk menyongsong optimisme dan mewujudkan NTB GEMILANG. Dalam mewujudkan NTB Gemilang, upaya Bank Indonesia di sepanjang tahun 2020 dapat dikategorikan menjadi 5 area utama. Kelima area tersebut antara Iain: Tim Pengendali Inflasi Daerah, Tim Promosi Ekonomi Daerah, Pengembangan Ekonomi Daerah Melalui Pengembangan UMKM dan Fesyar, Pengembangan Stabilitas Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran serta Digitalisasi di Berbagai Sektor Pembayaran Non Tunai dan Transaksi UMKM, dan Penyaluran Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). (red)