BIMA-Sekolah Tinggi Pariwisata (STIPAR) Soromandi Bima terbilang baru. Masih banyak warga masyarakat khususnya di Bima dan Dompu belum mengetahuinya. Maklum Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ini menerima izin penyelenggaraan pendidikan pada 17 Juli 2018 dari Kopertis VIII Denpasar.
Surat Keputusan (SK) nomor 576/KPN/I/2018 tentang izin pendirian dan penyelenggaraan pendidikan ditandatangani Prof. H. Mohamad Nasir, Drs., Ak., M.Si., Ph.D, selaku Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dan diserahkan oleh Ketua LLDIKTI Wilayah VIII, Prof. Dr. I Nengah Desi Astawa, M.Si, dan diterima langsung oleh Ketua Yayasan STIPAR, Abustam, S.Sos, MH.
Kepala Biro Kerja Sama Kampus STIPAR Soromandi Bima, Julhaidin SE menjelaskan, STIPAR Soromandi Bima hingga tahun kedua berjalan ini telah membangun kerja sama kemitraan dengan berbagai pihak terkait kepariwisataan.
“Iya, hingga saat ini kami telah menandatangani MoU dengan para pihak dalam rangka sinergitas kegiatan pendidikan dan penyerapan alumni STIPAR nanti,” kata disela-sela pertemuan dengan Komisaris ITDC (Indonesia Tourism Development Corporate) – Mandalika, di Mataram baru-baru ini.
Belum lama ini STIPAR Soromandi Bima dengan Politeknik Pariwisata Negeri Lombok (POLTEKPAR) telah melakukan Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). Penandatangan dilakukan Nur Jumriatun nisah, S.Pd.,MM selaku Ketua STIPAR Soromandi dengan pihak Poltekpar oleh Dr. Hamsu Hanafi M.M pada 16 Januari 2019 yang lalu, di Kampus Poltekpar lombok – Praya Lombok Tengah.
Julhaidin mengungkapkan, telah melakukan pembicaraan serius dengan berbagai pihak penyelenggara jasa Pariwisata di NTB terkait penyerapan ‘jebolan’ STIPAR Soromandi Bima. “Ada puluhan Hotel berbintang dan belasan Travel Agency yang siap menyerap alumni STIPAR di NTB ini. Dan itu akan kami tindak lanjuti dengan penandatanganan MoU awal,” tegas pria yang akrab disapa Rangga Babuju ini.
Sementara, Ketua STIPAR, Nur Jumriatun Nisah, S.Pd, MM menambahkan, dari hasil pertemuan dengan Komisaris ITDC Mandalika, H. Lalu Gita Aryadi, baru-baru ini akan memfasilitasi para alumnus STIPAR Soromandi Bima untuk dapat magang dan bekerja diberbagai penyedia dan penyelanggara jasa pariwisata dalam kawasan ITDC Mandalika.
“Kami sudah akan terus melakukan komunikasi intens dengan Miq Gita, selaku salah seorang Komisaris Utama di ITDC Mandalika terkait penyerapan alumnus STIPAR Soromandi Bima ini,” ungkapnya penuh bangga.
ITDC Mandalika adalah kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia dan tengah dibangun sebagai kawasan pariwisata dunia dengan luas areal kawasan 1.034 hektare, dari Pantai Kuta, Pantai Seger, hingga Pantai Tanjung Aan. Investasi dikawasan ini mencapai Rp 14 Triliun khusus untuk zona Motor GP diatas lahan 160 Hektar. Ada belasan Hotel berbintang yang tengah dibangun dikawasan ini dengan jumlah 5.000 lebih kamar nginap.
Disamping itu kebutuhan Pramuwisata kawasan Utara Senggigi dan kawasan Global Hub Kayangan di atas lahan 7.000 hektar. Kawasan ini akan menyerupai Kota Dubai Uni Emirat Arab dengan penduduk sekitar satu juta jiwa pada lahan seluas 7.000 hektare. Dimana, pada kawasan tersebut dibangun pelabuhan modern yang dapat menampung kapal-kapal raksasa dengan panjang 500 meter.
Selain itu, akan dibangun pelabuhan internasional, juga kilang minyak dengan investasi yang cukup besar yakni mencapai Rp 130 triliun. Sementara untuk pelabuhan diperkirakan investasinya sebesar Rp 30 triliun. Setelah PP No. 13 Tahun 2017 tentang RTRW nasional ini keluar, maka akan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah, baik provinsi dan Pemda Lombok Utara untuk melakukan revisi Perda RTRW.
Demikian juga dengan Pengembangan dan Pembangunan kawasan SAMOTA ( Teluk Saleh-Moyo-Tambora) yang salah satu Mega proyek nya adalah Jembatan penghubung di atas laut, antara Kayangan (Lombok Timur) dengan Tano (Sumbawa) sepanjang 16 km. Lanjut jembatan penghubung di atas laut antara Pulau Moyo dan Tambora.
Penguatan kawasan LA SAKOSA (Lambu-Sape-Komodo-Sangiang) serta KSP (Kawasan Strategi Propinsi) Teluk Bima. Didukung oleh Perlindungan kawasan Biosfer Tambora oleh Unisco baru-baru ini. Semua itu adalah peluang yang dapat digarap sekaligus yang akan menyerap tenaga alumnus STIPAR kedepannya.
Sementara itu, Perguruan Tinggi Pariwisata di NTB ini hanya ada tiga. Yaitu Akpar (Akademi Pariwisata) Mataram, Poltekpar Negeri (Politeknik Pariwisata) Lombok dan STIPAR Soromandi. “Sehingga wajar lah jika nanti akan banyak pengelola, peyelenggara dan penyedia Jasa Pariwisata yang akan berebut alumni Perguruan Tinggi prodi Pariwisata sebagai SDM siap pakai nanti,’’ tambah Rangga Babuju. (sm)