KECANTIKAN Putri Mandalika yang kesohor hingga ke seantero kerajaaan yang ada di Gumi sasak, tidak hanya ada di dalam kisah legenda Putri Mandalika. Kisah yang menggambarkan kesetian seorang putri Raja Tunjung Biru, yang rela berkorban demi menjaga harmoni dan kerukunan gumi sasak. Demi menghindari peperangan maha dasyat dari para putra mahkota puluhan kerajaan di Lombok saat itu, yang mabuk asmara karena terpikat kecantikan sang Putri dan ingin mempersunting menjadikannya permaisuri.
Di dalam sebuah sayembara di pantai Seger Kuta Mandalika Kuta Lombok Tengah, malam bulan purnama ketujuh berdasarkan perhitungan kalender sasak, dihadapan para putra makota kerajaan dan rakyatnya, dikisahkan Putri Mandalika justru mengumumkan dirinya untuk tidak memilih siapapun diantara para pangeran yang gagah perkasa. Namun justru menceburkan diri ke laut. Dan dalam hitungan menit ia hilang bersama deburan birunya kilau gelombang yang disinari bulan purnama.
Para pangeran dan rakyatpun berlarian turun ke pantai untuk mencari sang putri cantik. Namun hingga menjelang subuh, sang putri tidak kunjung ditemukan. Tetapi yang muncul hanyalah ribuan cacing warna warni yang disebut Nyale.
Sejak peristiwa itulah, kemudian setiap tahun rakyat di Gumi sasak mengenangnya sebagai legenda Putri Nyale. Dan kini secara rutin berdasarkan kalender sasak, dipantai seger Kuta Mandalika Lombok Tengah NTB, selalu dilaksanakan prosesi peringatan yang kini dikemas kedalam festival bau nyale. Nilai penting dari legenda itu, betapa tingginya budi baik Sang Putri yang ingin menjaga kedamaian, kelestarian dan kerukunan negerinya, dengan mengesampingkan kepentingan cintanya.
Budi baik dan kecantikan Putri Mandalika, ternyata tidak hanya ada dalam legenda. Tetapi lokasi kisah itu terjadi, yakni pantai seger kuta mandalika Lombok Tengah NTB, kini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Yang memikat decak kagum jutaan ummat manusia dari seantero dunia. Mereka berlomba datang ke kawasan itu, hanya sekedar ingin menikmati keindahan alam dan pesonanya.
Di kawasan yang meliputi luas 1.200 hektar itu, saat ini sedang dibangun sirkuit MotoGP terindah di dunia. Dengan view pantai berpasir putih, bak butiran mutiara dan merica, Dorna bos pembalap dunia yang sudah dua kali berkunjung ke kuta Mandilika Lombok Tengah, menyebutnya sirkuit Mandalika sebagai impian masa depan pembalap dunia, saking indah dan paling unik didunia.
Di tahun 2021 mendatang event internasional motoGP yang paling digemari kaum melinial, sudah akan digelar untuk pertama kalinya di sirkuit terindah dunia. Di wilayah kerajaan legenda Putri Mandalika itu.
Kawasan ini hingga kini mewariskan legezi yang tidak ternilai harganya. Bukan hanya keindahan alamnya yang menjadi pusat wisata dunia, sehingga akan membuka jutaan kesempatan kerja dan bangkitnya berbagai industri pendukung pariwisata yang menyediakan kesejahteraan bagi masyarakat NTB.
Tetapi juga tetap terjaganya nilai-nilai sosial dan budaya serta makin terbukanya kesempatan generasi pewaris budaya sasak untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Seperti tenun khas Sasak, kuliner, fashion dan ragam kerajinan lainnya yang akan menghasilkan triliunan dolar.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini, S.E., M.Si saat menjadi narasumber pada acara Creative Dialogue dan Mandalika Fashion di Kuta Beach Park, kawasan Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Rabu (12/2) meyakini sektor ekonomi kreatif NTB akan berkembang pesat.
Niken yang juga merupakan ketua TP PKK Provinsi NTB ini menyatakan akan terus fokus pada pengembangan kreativitas tenun NTB yang telah terkenal akan keindahan dan ragam motifnya.
”Semua ini tidak terlepas dari semangat para penenun yang sangat luar biasa. Apalagi NTB ditargetkan menjadi pusat industri tenun nasional. Kalau ini tercapai, maka stok tenun di NTB akan semakin banyak,” ujarnya.
Staf ahli Gubernur, Drs. H. L. Syafi’i MM, mewakili Gubernur NTB, Dr.H Zulkieflimansyah membuka acara yang merupakan rangkaian acara menyambut festival pesona Bau Nyale 2020 ini.
Gubernur Zul dalam sambutanya menyatakan bahwa sektor pariwisata tidak bisa dipisahkan dengan ekonomi kreatif. Ia menyebut ekonomi kreatif dan pariwisata sebagai sumber kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Kepala Bidang Wirausaha Baru Dekranas, Endang Sri Hariyatie Budi Karya menyatakan kebahagiaannya bisa hadir di Mandalika. Menurutnya, Mandalika adalah destinasi wisata nasional dan internasional yang akan menggaungkan karya-karya ekonomi kreatif NTB.
“Karya pengrajinan dan UMKM NTB akan menjadi kekuatan daya tarik Indonesia. Selain itu, kain tenun NTB dan kerajinan lainnya akan menjadi ketahanan ekonomi masyarakat untuk pembangunan Indonesia yang berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa visi Dekranas adalah membangun Indonesia handal dalam mendukung kemandirian ekonomi Indonesia. Meskipun saat ini telah dimulai era industri 4.0, kemurnian budaya Indonesia harus tetap melekat pada setiap insan bangsa Indonesia. “Mari kembangkan terus kerajinan karya lokal dan kearifan lokal NTB untuk terus ditularkan ke generasi milenial,” pungkasnya.
Sementara itu, Indonesian Tourism Developmen Coorporation (ITDC) selaku pengembang KEK Mandalika mulai tahun 2019 lalu, telah mengoperasikan Bazaar Mandalika UMKM, sebagai pusat penjualan, pameran dan display produk-produk lokal NTB. Menurut ITDC Operation Head Mandalika, Parawijaya, kedepannya, ITDC akan berupaya membuat standarisasi produk, agar produk UMKM masyarakat bisa dipasarkan lebih luas, dan mampu menjadi oleh-oleh bagi wisatawan asing.
Untuk pemasaran produk, ITDC juga akan menyediakan sebuah sistem yang memudahkan masyarakat melakukan pembayaran, penjualan dan pengiriman produk. Hal ini menurutnya sangat penting mengingat potensi ekonomi KEK Mandalika kedepan sangat menjanjikan dengan gelaran MOTOGP 2021. “Diperkirakan jumlah penonton MotoGP akan mencapai 150 ribu oraang dari seluruh penjuru dunia,” tuturnya meyakini.
Creative Diologue dan Mandalika Fashion, juga menghadirkan narasumber desainer bertaraf dunia, Wignyo Rahadi, Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB, Achris Sarwani. Kegiatan dialog dilanjutkan dengan Fashion Show oleh model-model NTB mengenakan ragam tenun lokal karya pengrajin NTB (gderyadi/rif)