Lombok Barat, katada.id – Angka positif Covid-19 di Kabupaten Lombok Barat naik drastis hingga Kamis (14/5). Totalnya sebanyak 51 orang. Tetapi saat ini ada klaster baru yang muncul di Lombok Barat, yaitu klaster Santri Temboro Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.
Hal itu dibenarkan Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lobar, H. Ahmad Taufiq Fatoni saat Rapat Evaluasi Tim Satgas Pencegahan Covid-19 di Bencingah, Rabu (13/5).
“Hari Senin lalu kami melakukan rapid test di daerah Batulayar, ada santri dari enam santri yang diperiksa, lima di antaranya reaktif. Dan yang bisa saya bawa ke Sanggar Mutu untuk dikarantina baru tiga orang, karena rata-rata santri temboro ini orang tuanya menolak untuk dilaksanakan pemeriksaan. Ini yang paling berat,” katanya.
Dia mengatakan, jumlah santri Temboro di Batu Layar hampir 18 orang. Dan yang menjadi tantangan orang tua tidak bisa memberikan anaknya untuk diRapid Test.
“Dalam dua hari ini juga muncul kasus baru yang menjadi perhatian kita, kasus yang terjadi di BTN Mavilla Bajur Kecamatan Labuapi,” akunya.
Menurut dia, pasien yang positif ini tidak pernah kemana-mana dalam artian pasien ini tidak pernah kontak dengan pasien positif, hanya diketahui menjemput istrinya yang kerja di RS Hepatika Mataram. Tetapi pasien ini diketahui juga rutin Salat berjamaah di masjid BTN Mavilla.
“Jangan-jangan pasien ini kena di jamaah Masjid BTN Mavilla. Kami sekarang lagi melaksanakan kontak tracing dengan jamaah masjid BTN Mavilla,” terangnya.
Lanjut kata dia, ada lagi muncul kasus yang ada di Taman Ayu. Pasien yang pertama kena ini pernah kontak dengan jamaah tabligh Gowa. Tetapi yang menjadi masalah jamaah Gowa ini baru salat di Masjid dan pasien yang kena ini sering salat berjamaah di Masjid.
“Tetapi yang kami khawatirkan sekarang adalah kalau dari kluster Gowa turunannya yang kita khawatirkan, termasuk kluster Temboro. Dan menjadi perhatian selanjutnya adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan pulang,” tuturnya.
Sekretaris Daerah Lobar Dr. Baehaqi mengatakan pekerjaan Tim Satgas Pencegahan Covid-19 untuk Kabupaten Lombok Barat sudah sangat maju baik itu Satgas Reaksi Cepat.
“Namun saat ini agak sulit kita baca tren kerja keras kita ini dengan di lapangan. Kadang jumlah yang di Rapid Test jumlahnya banyak tetapi yang positif sedikit, namun kemarin yang di Rapid Test dan di Tes Swab enam yang positif lima. Artinya kita perlu menyelaraskan pekerjaan kita di hulu dengan yang di hilir, sehingga perlu ada ketegasan yang serius,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, dari hulu yang datang ini untuk melihat perkembangan dari kluster ini contoh kluster JT Gowa sudah selesai ditangani, tetapi turunannya yang dikhawatirkan. Ada lagi kluster baru yang datang seperti kluster Temboro yang sulit dideteksi.
“Perilaku dari masyarakat kita justru hasil tracing gak mau dipanggil untuk di Rapid Test, kami minta baik itu untuk Tim Reaksi Cepat maupum Tim Pencegahan untuk hulu kita berkolaborasi,” akunya. (red)