Lombok Utara, katada.id – Lembaga survei Semar Political Institute (SPIN) merilis hasil survei preferensi politik masyarakat Kabupaten Lombok Utara menjelang pencoblosan, 27 November 2024.
Elektabilitas pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lombok Utara Lalu Muchsin Effendi dan Junaidi Arif (Muchsin-Junaidi) melejit.
Paslon nomor urut 3 ini mengungguli dua paslon lain dengan 39,3 persen. Disusul Najmul Akhyar dan Kusmalahadi Syamsuri (Najmul-Kus) sebesar 30,1 persen, dan terakhir Danny Karter Febrianto dan M. Zaki Abdillah (Danny-Zaki) sebesar 26,6 persen. Sedangkan responden yang menjawab tidak tahu atau tidak jawab sebesar 4,0 persen.
Direktur Eksekutif SPIN Mawardin menjelaskan bahwa peluang keterpilihan Muchsin-Junaidi sangat besar. “Muchsin-Junaidi bertengger di posisi teratas disebabkan oleh tiga hal pokok,” terang Mawardin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/11).
Menurut survei, ada tiga alasan elektabilitas Muchsin-Junaidi melejit. Pertama, visi-misi Arah Baru Lombok Utara dan program kerja dari Muchsin-Junaidi lebih menarik atensi masyarakat. Sekaligus sejalan dengan geliat massa akar rumput yang semakin menghendaki perubahan.
Kedua, daya magnet dari figur Muchsin yang dipersepsikan mampu membangkitkan Lombok Utara dari ketertinggalan, bermodalkan kapasitas intelektual, jaringan sosio-kultural, serta gaya komunikasi simpatik yang melekat pada Muchsin.
“Ketiga, terjadi migrasi elektoral dari paslon lain, kemudian berhijrah ke paslon Muchsin-Junaidi yang dianggap mencerminkan kebaruan dan belum terkontaminasi dengan rezim elite lokal yang bernuansa status quo,” ungkap Mawardin.
Ia mengatakan, kemelekatan pemilih terhadap Muchsin-Junaidi tergolong strong voter, pemilih yang sudah mantap pilihan politiknya. Gabungan antara basis massa tradisionalnya selama ini, konteks representasi geopolitik Lombok Utara. “Ditambah limpahan ceruk suara termutakhir menunjukkan Muchsin-Junaidi memiliki peluang yang sangat terbuka jelang beberapa hari pencoblosan,” katanya.
Paslon Muchsin-Junaidi yang menduduki papan atas angka elektabilitas, tegas dia, tampaknya bersaing ketat dengan Najmul-Kus. “Hal ini berkorelasi dengan perputaran isu-isu yang berkembang dalam ruang publik Lombok Utara,” tegas Mawardin.
Sentimen isu dinasti politik, kata Mawardin, ikut mempengaruhi stagnasi elektabilitas Najmul-Kus. Sementara persepsi positif publik mengarah kepada Muchsin-Junaidi. Terlebih manajemen konstituensi dan strategi sosialisasi yang massif.
Adapun Danny-Zaki, meskipun manajemen isunya canggih, namun masih diasosiasikan sebagai lingkaran status quo. “Figur Danny-Zaki juga menarik, namun belum dikapitalisasi dengan optimal yang berdampak secara elektoral,” ujarnya.
Mawardin merekomendasi bagi para kandidat yang berkontestasi, partai-partai pengusung atau pendukung serta massa pendukung antar paslon agar menghindari blunder atau ‘gempa politik’ yang berakibat terjadinya turbulensi elektoral.
“Sementara bagi paslon yang masih stagnan elektabilitasnya, perlu endorsement dan dukungan serius dari tokoh-tokoh yang punya magnet elektoral. Hal ini untuk mengimplementasikan bauran isu dan program berdaya ledak masif yang sejalan dengan aspirasi rakyat Lombok Utara,” ungkapnya.
Sementara, dalam hal kemantapan pilihan sebanyak 72,2 persen responden mengaku sudah mantap akan pilihannya. Sedangkan 20,6 persen mengaku masih mungkin berubah. Sementara 7,2 persen menjawab tidak tahu.
Sebagai informasi, survei SPIN dilaksanakan pada periode 15 – 20 November 2024 dengan jumlah sampel 515 responden melalui wawancara tatap muka. Responden merupakan warga yang punya hak pilih dan tersebar secara proporsional di lima Kecamatan di Kabupaten Lombok Utara.
Survei ini berpedoman pada kuisioner terstruktur dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 4,4 persen dan tingkat kepercayaan (confidence level) sekitar 95 persen. (rl)