Bima, katada.id – Petani di Kabupaten Bima tak berani menanam benih bantuan pemerintah. Petani khawatir hasil panen mereka menurun.
Hal itu diungkapkan petani di Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Petani di sana mendapat jatah varietas betras. ’’Hampir semua petani tak berani tanam benih bantuan tersebut,’’ ungkap Syamsuddin, petani di Dusun Rade, Desa Punti, beberapa waktu lalu.
Syamsuddin mengaku, sudah ada beberapa petani yang sudah mencoba menanam benih bantuan beberapa tahun lalu, tetapi hasil panennya tidak sesuai harapan. ’’Kami tak ingin rugi, karena khawatir hasilnya panen berkurang,’’ ungkapnya.
Ia tidak menampik jika benih bantuan pemerintah ini akan tumbuh dengan baik. Tetapi petani tetap ragu untuk menanamnya. Alasannya hasil panen beda jauh. Untuk lahan satu hektare, hasil benih bantuan pemerintah hanya mencapai 3 ton. Kalau benih yang dibeli sendiri, misalkan NK Sumo, bisa mencapai 7 ton hingga 8 ton. ’’Jauh sekali hasil panennya. Makanya petani di sini tak berani tanam. Dari pada rugi, petani lebih memilih beli sendiri benih,’’ ujar dia.
Benih varietas Betras bukan yang diinginkan petani. Saat Rapat Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), rata-rata petani mengusulkan benih BISI 18, NK SUMO dan NK Perkasa. ’’Karena benih-benih itu yang cocok dengan tanah di sini,’’ ungkapnya.
Petani lain, Kisman mengaku dirinya tak berani menanam karena takut rugi. ’’Saya tidak mau ambil. Tidak berani tanam, takut hasil panen menurun,’’ katanya. (izl)