Tantangan Ekonomi NTB Menurut BI

0
Pimpinan Bank Indonesia (BI) NTB, Heru Saptaji saat menyampaikan kondisi perekonomian daerah di acara Forum Humas dan Protokol Se Provinsi NTB.

Sekotong, katada.id – Pimpinan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Heru Saptaji, mengatakan tantangan pertumbuhan perekonomi masyarakat NTB di era Pandemi Virus Corona (Covid-19) saat ini amat sangat membutuhkan sinergi, kolaborasi, dan kesatuan hati dengan seluruh stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi di daerah.

Artinya dibutuhkan kekompakan antar masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah dalam menghadapi krisis hari ini.

Hal itu diungkapkannya, saat acara Gala Dinner bersama Forum Humas dan Protokol Provinsi NTB di Hotel Wyndam Sundancer Sekotong Lombok Barat, Selasa (2/10).

Heru Saptaji menguraikan, struktur perekonomian di Provinsi NTB relatif lengkap karena itu cukup kompleks. “Ini yang menjadi tantangan, bagaimana saya dan teman-teman BI menjaga stablitas ekonomi di daerah ini,” katanya.

Heru Saptaji menguraikan, Provinsi NTB punya sektor pertambangan, pertanian dan perdagangan yang terus tumbuh, serta sektor konstruksi yang cukup besar, ditambah lagi dengan pariwisata sebagai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. “Ujung dari semua tugas yang BI kerjakan adalah memberikan kedaulatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah ini,” tandas Heru Saptaji yang memimpin BI NTB sejak akhir Agustus 2020 itu.

Kegiatan Forum Humas dan Protokol Provinsi NTB diadakan dalam rangka meningkatkan kerjasama dan hubungan lintas instansi yang diharapkan dapat meningkatkan engagement dan pemahaman mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing instansi. Sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan ini juga menghadirkan berbagai narasumber diantaranya Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, Najamuddin Amy. Serta pembicara tamu dari SBM ITB, Dr. N. Laela Arief.

Dalam paparannya, Laela Arief, antara lain mengatakan, Humas pada instansi pemerintah harus rajin mendengarkan suara masyarakat (social listening) di linimasa. Hal ini dimaksudkan agar aparat Humas bisa lebih memahami apa yang diinginkan masyarakatnya. “Dengan demikian, saat Humas bekerja, pesan yang disampaikan kepada publik dapat diterima,” kata Laela Arief. (rif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here