Bocor, Sejumlah Honorer Pemkot Bima Ketahuan Jadi Tim Pemenangan Mohammad Rum

0
Pj Wali Kota Bima Mohammad Rum. (Istimewa)

Kota Bima, katada.id – Percakapan WhatsApp Group (WAG) Forum Tenaga Teknis Administrasi (FTTA) Kota Bima bocor ke publik. WAG berisi para honorer ini melakukan konsolidasi untuk menjadi tim sukses (Timses) bakal calon Wali Kota Bima Mohammad Rum, yang juga Penjabat (Pj) Wali Kota Bima.

Sebagai informasi, Mohammad Rum menyatakan diri maju dalam pemilihan wali kota (Pilwalkot) Bima. Ia telah mendaftar di sejumlah partai, di antaranya PBB, Golkar, dan Hanura.

Tangkapan layar percakapan di WAG, Sekretaris FTTA Kota Bima Hendra mengajak rekannya mendukung Mohammad Rum yang maju sebagai bakal calon wali kota.

”Diharapkan kepada teman-teman yang merasa diri honorer di tiap OPD/Instansi untuk membuat pernyataan sikap balas budi mendukung PJ Wali Kota Bima untuk naik jadi Wali Kota Bima,” tulis Hendra, Minggu (24/6).

Menyabut Hendra, Ketua FTTA Kota Bima Dedi Alfarianto ikut berkomentar. Ia mengajak rekannya untuk menjadi tim pemenangan Mohammad Rum. ”Adinda Edy, ambil sikap perwakilan tim kemenangan Pj Wali Kota di bagian Rabangodu Utara. Harus siap adinda. Minta kehormatanya,” tulis Dedi.

Baca juga: Bawaslu Laporkan Pj Wali Kota Bima Mohammad Rum ke KASN

Namun arahan dari keduanya ditentang juga anggota grup lain. Ada yang menyebutkan bahwa ajakan ini menyalahi aturan.

Dikonfirmasi terpisah, Dedi mengakui adanya percakapan tersebut. Namun ia menegaskan bahwa arahan tersebut bukan untuk menyimpulkan dukungan politik. ”Kami mengarahkan konteksnya terkait ucapan terima kasih. Di mana kepala daerah ini mau mengusulkan penambahan formasi,” ujar Dedi, Senin (24/6).

Ia berkelit bahwa percakapan tersebut tidak ada kaitan sama sekali dengan mendukung pasangan calon tertentu. Dukungan tersebut, menurutnya, sebagai loyalitas dia dan rekannya sebagai pegawai honorer Kota Bima kepada kepala daerah.

”Hari ini kita tahu bersama kepala daerah saat ini adalah Pj (Mohammad Rum). Apakah salah kami mengarahkan sebagai ucapan terima kasih? Kan tidak ada yang salah,” tanyanya.

Ia menilai terlalu jauh jika arahan tersebut sampai diseret ke ranah politik. ”Kami tahu, kami sadar, kami tidak mengarahkan ke politik,” kelitnya.

Dedi mengaku menangis karena ada kepala daerah yang mau memperhatikan nasib tenaga honorer. ”Ini hanya balas budi kami. Karena dia memperjuangkan kami,” tandasnya. (ain)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here