Santriwati Ponpes di Lombok Diduga Dianiaya Teman Pakai Balok Kayu, Kondisinya Kini Kritis

0
Korban NI saat dirawat di RSUD R Soedjono Selong, Lombok Timur.

Mataram, katada.id – Polresta Mataram tengah menyelidiki dugaan kasus penganiayaan yang terjadi di Pondok Pesantren Al Aziziyah Kapek, Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kasus ini mencuat setelah adanya laporan dari orang tua santriwati berusia 15 tahun yang diidentifikasi dengan inisial NI.

Menurut keterangan Kasatreskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusa Utama, mereka menerima laporan dari orang tua korban pada Sabtu (22/6). Ayah korban melaporkan bahwa anaknya sebelum mengalami kondisi kritis telah mengakui adanya penganiayaan di asrama pondok pesantren.

Korban diduga dipukul temannya menggunakan sajadah dan balok kayu. “Tim Satreskrim telah dibentuk untuk melakukan investigasi terkait kasus ini. Saat ini korban sedang dirawat di RSUD R Soedjono Selong dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, menggunakan ventilator untuk bantuan pernapasannya,” jelas Yogi.

Informasi yang diterima menyebutkan bahwa korban awalnya dibawa oleh ibu dari temannya ke salah satu poliklinik di Lombok Timur. Namun karena kondisinya memburuk, akhirnya dirujuk ke puskesmas dan kemudian ke RSUD R Soedjono Selong di Lombok Timur.

“Sementara ini, kami sedang mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi, termasuk ibu dari anak rekan korban dan sopir travel yang membawa korban ke Lotim,” tambah Yogi.

Polresta Mataram juga masih menunggu hasil rekam medis dari RSUD R Soedjono Selong untuk memastikan penyebab pasti dari kondisi kritis yang dialami korban. “Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan meminta keterangan dari pihak pondok pesantren sebagai bagian dari proses penyelidikan,” tegasnya.

Ponpes Al Aziziyah Bantah Ada Penganiayaan Santriwati

Pihak Pondok Pesantren Al Aziziyah Kapek Gunungsari, melalui Ustad Amirudin, telah memberikan klarifikasi terkait dugaan penganiayaan ini. Menurutnya, tidak ada tindakan pemukulan yang dilakukan terhadap korban.

Menyikapi beredarnya informasi di media sosial, mereka mempersilahkan pihak berwenang untuk mengusut kejadian ini lebih lanjut.

“Kami membuka pintu untuk pihak berwajib melakukan penyelidikan. Kami tidak akan menutupi apapun demi menjaga nama besar Ponpes Al Aziziyah,” ujar Ustad Amirudin.

Pihak Pondok Pesantren juga menegaskan bahwa mereka telah melakukan investigasi internal dan mengklaim bahwa korban memiliki riwayat penyakit yang mendasari kondisinya saat ini.

Amirudin juga mengingatkan pentingnya klarifikasi yang benar sebelum menyebarkan informasi di media sosial untuk menghindari fitnah. (ain)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here