Bima, Katada.id – Kelangkaan pupuk bersubsidi disertai harga yang selangit di Kabupaten Bima belum ada solusi. Petani masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Padahal, Pupuk Kaltim selaku produsen mengaku tidak ada kelangkaan pupuk di NTB.
Selain kelangkaan, harga pupuk subsudi sangat tinggi. Sebagian petani membeli Rp 100-150 ribu per sak isi 50 kilogram. Sementara, Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 90 ribu.
DPRD Kabupaten Bima Dapil III, Rafidin, mengatakan, dewan sudah melakukan berbagai upaya memanggil pihak dinas termasuk distributor. Pada kenyataannya atas upaya yang dilakukan selama ini, tidak pernah ada langkah serius dari pemerintah untuk mengevaluasi Distributor dan praktik-praktik curang oknum pengecer di lapangan.
“Kita di dewan sudah sering berkoar, tapi pemerintah (Bupati Bima) tutup mata,” ucap Rafidin kepada media ini saat dikonfirmasi lewat pesan singkat WhatsApp, Rabu (15/1).
Selanjutnya, kata dia, intinya masalah pupuk sangat bergantung kebijakan Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri sebagai kepala daerah. Artinya mencarikan solusi agar kelangkaan pupuk diserta harga tinggi ini bisa teratasi.
Di samping itu, bupati harus memberikan perhatian terkait praktik penjualan pupuk subsidi menggunakan sistem paketan.
“Nyawa distributor itu ada ditangan eksekutif yaitu Bupati Bima. Kalau distributor nakal dan tetap jual paketan, silahkan bupati rekomendasikan ke pupuk Kaltim untuk dicabut izinnya,” tegas pentolan Partai Amanat Nasional ini. (rif)