Tak punya uang, gadis cilik asal Sumbawa Barat rela jadi buruh angkut batu emas demi beli beras

0
Rehan saat menjadi buruh angkut batu emas di dekat rumahnya.

Sumbawa, katada.id – Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah kembali memberikan perhatian yang serius kepada masyarakat yang sempat menyita perhatian publik di media sosial. Kali ini, seorang anak di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Rayhanun alias Rehan (15) diberikan atensi khusus lantaran masuk dalam kategori anak terlantar.

Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) untuk Kabupaten Sumbawa Barat, Zakariah memberikan penjelasan terkait dengan kondisi Rayhanun yang perlu mendapat atensi dari semua pihak. Rehan- anak itu biasa disapa- tinggal di RT 012 RW 006 Dusun Jembatan Kembar, Desa Senayan Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat.

Ayah Rehan sudah meninggal dunia dan kini hanya memiliki ibu. Namun kini sang ibu yang bernama Rohani sudah menikah lagi dan hidup bersama suaminya. Adapun Rehan sendiri tinggal di kakek dan neneknya dalam pengasuhan yang tidak layak.

“Kondisi tempat tempat tinggal Rehan sangat tidak layak huni. Kakek dan neneknya masih berstatus sebagai warga Lombok Timur sebenarnya, dan belum mengurus surat pindah. Kakek dan nenek Rehan sudah tinggal di Sumbawa Barat selama kurang lebih 5 tahun,” tutur Zakariah, Selasa (8/12).

Rehan merupakan anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK) kategori anak terlantar. Ia sempat viral di medsos facebook dengan bekerja mengangkat batu emas di sekitar tempat tinggalnya.

Rehan yang memakai baju hitam saat jadi buruh angkut batu bersama temannya, Tuti.

Rehan menjadi buruh angkut batu emas hanya satu kali karena ketika itu ia dan neneknya tidak mempunyai beras untuk dimasak. Ia diajak oleh temannya bernama Tuti. “Hingga saat ini, Rehan hanya mampu sekolah pada tingkat SD yang diselesaikannya pada tahun 2019. Dia masih mau melanjutkan pendidikan,” lanjutnya.

Adapun proses dan hasil tindakan penelusuran yang dilakukan oleh Sakti Peksos yaitu kunjungan ke tempat tinggal kakek dan nenek Rehan untuk assesment kasus. Setelah Peksos berkunjung ke tempat tinggal anak dan menanyakan prihal pendidikannya, Rehan siap melanjukan pendidikan di YPA (Yayasan Peduli Anak) Mataram.

“Kami berkunjung juga ke tempat ibu Rehan untuk menjelaskan kelanjutan pendidikannya. Kita melengkapi berkas untuk melanjutkan pendidikan Rehan dan tentunya berkoordinasi dengan pihak Desa,” kata Zakariah.

Rehan tinggal bersama nenek dan kakeknya di rumah tidak layak huni ini.

Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah mengapresiasi aksi cepat tanggap yang dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi NTB, Dinas Sosial KSB serta tim yang langsung turun ke desa-desa setelah mendapatkan kabar soal adanya warga yang sangat membutuhkan perhatian pemerintah.

“Setelah dapat info ada adik kita yang putus sekolah dan hidup di bawah standar hidup yang layak di Poto Tano, tim langsung bergerak. Kalau ada keluhan atau apapun bisa disampaikan ke facebook NTB Care. Insya Allah tim akan dengan senang hati untuk menindaklanjuti,” kata Gubernur. (izl)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here