Dompu, katada.id – Kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) yang menunda pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024 mendapat penolakan keras dari para calon pegawai. Sebelumnya, pelantikan yang dijadwalkan pada Februari lalu terpaksa diundur hingga Oktober 2025 dan Maret 2026.
Menanggapi surat edaran Kemenpan RB tersebut, ratusan calon PPPK tahap I di Dompu menggelar aksi protes pada Senin (10/3). Mereka mendatangi Kantor Bupati Dompu dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dompu untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka. Para CPPPK menilai kebijakan ini tidak konsisten dan dinilai semena-mena, mengingat mereka sudah melalui proses seleksi yang ditetapkan pemerintah dan kini masa depan mereka tergantung pada jalur ASN yang mereka ikuti.
Bupati Dompu, Bambang Firdaus, yang menemui massa aksi di kantor bupati, mengaku prihatin dengan situasi yang dialami para calon ASN. “Beri kami waktu untuk terus berkoordinasi, berkomunikasi dengan pemerintah yang lebih tinggi. Saya sangat prihatin dengan kondisi ini,” ujar Bambang Firdaus saat berdialog dengan para peserta aksi. Meskipun tidak dapat mengubah peraturan yang lebih tinggi, Bambang berjanji akan bersama masyarakat Dompu untuk memperjuangkan hak-hak mereka. “Berikan saya waktu, dukung saya, support saya. Saya jadi bupati karena saya ingin duduk dan berjuang bersama masyarakat Dompu,” tegasnya.
Salah seorang peserta aksi, Nurmala, mengungkapkan kekecewaannya setelah mengabdi selama 20 tahun sebagai tenaga honorer guru. Sebagai salah satu CPPPK yang berhasil lolos menjadi calon ASN, ia merasa kecewa saat mengetahui pengangkatan sebagai ASN 2024 diundur hingga Maret 2026. “Saya sudah 20 tahun menjadi honorer. Selama ini hanya mendapatkan gaji dari dana BOS saja. Pak Presiden Prabowo Subianto yang terhormat, tolong pak jangan ditunda lagi SK pengangkatan kami,” katanya saat berorasi di depan kantor bupati.
Nurmala yang kemungkinan akan pensiun pada 2026 juga mengungkapkan ketidakpastian yang ia rasakan. “Saya orang (honorer) yang tidak berada. Kasian Pak, apakah kami masih akan hidup dalam menunggu ini, atau mungkin saya akan meninggal hari ini,” ungkapnya. (rl)