Mataram, katada.id – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTB angkat bicara mewabahnya virus corona. Pemerintah dan lembaga keuangan diminta memberikan kebijaksanaan kepada nasabah.
Ketua HIPMI NTB, Sawaludin mengatakan, dampak penyebaran virus corona sangat dahsyat. Denyut nadi ekonomi seolah berhenti seketika. Usaha-usaha menjadi mandek. Rantai ekonomi seperti dikejutkan dan banyak pengusaha yang mengeluhkan omzet. Perputaran bisnisnya menurun bahkan stagnan akibat penyebaran Virus corona ini.
Penurunan omzet ini terjadi hampir di seluruh sektor usaha rakyat, mulai dari UMKM, busines ritel, pariwisata, manufaktur, jasa hingga pertambangan. ’’Kami minta agar perbangkan dan lembaga kredit lainnya memberi kelonggaran penundaan pembayaran terkait kewajiban pembayaran bulanan atau re-angsuran kepada masyarakat minimal enam bulan sejak ditetapkan situasi darurat bencana oleh BNPB sampai situasi negara membaik terutama untuk para pengusaha,’’ pintanya, Sabtu (21/3).
Baca juga: Polisi Tangkap Penyebar Hoax Corona di NTB
Aweng , sapaan akrab Ketum HIPMI NTB ini, penyebaran virus corona yang telah mewabah ke lebih dari 100 negara tanpa terkecuali di Indonesia. Seluruh masyarakat diharapkan memberikan saran, pendapat dan masukan secara sehat. Serta saling menguatkan melawan ancaman virus corona. Indonesia saat ini memberlakukan situasi darurat bencana. Dampaknya, dirasakan langsung seluruh element bangsa ini.
Lebih lanjut, menurut Aweng, pemerintah menetapkan masa tanggap darurat corona sampai akhir Mei 2020. Jika virus corona ini berhasil dikendalikan selama masa tanggap darurat ini, harus ada waktu tiga bulan berikutnya untuk recovery. “Terurama nasabah pengusaha, UMKM, maupun start up yang saat ini masih proses kredit di perbankkan,” ujarnya.
Penundaan angsuran ini, kata dia, langkah bijak dan sangat membantu bagi dunia usaha bisa bertahan di tengah tantangan ekonomi global ini. Keringanan pembayaran angsuran kredit ini dipandang sangat penting untuk menjaga stabilitas dan beban psikologis masyarakat pengusaha.
“Kita bisa berkaca dari pusat-pusat perbelanjaan yang saat ini sudah sepi. Pergerakan perputaran uang sangat berat. Ini bencana global. Karena itu harus ada kebijaksanaan,” imbuhnya.
Baca juga: Pasien Meninggal di Bima Dinyatakan Negatif Corona
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah juga diharapkan mendorong lembaga keuangan untuk membijaksanai nasabah di NTB. Apalagi provinsi ini masih proses recovery pascagempa tahun 2018 lalu. Harapan HIPMI NTB, Gubernur mengeluarkan edaran kepada lembaga keuangan.
“Saya berdiskusi dengan supir taksi, ojek online, rumah makan rumah makan. Sepi. Mereka merasakan dampak luar biasa corona ini. Kan tidak mungkin mereka diberatkan lagi, meskipun pembayaran kredit adalah kewajiban nasabah. Situasinya kan seperti ini,” terang Aweng.
Ia mengaku sudah menyampaikan kepada Gubernur dan mendapat sinyal positif. Rencananya gubernur akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait hal itu. “Situasi batin para wirausaha ini harus d