Mataram, Katada.id – Seorang siswi SD 34 Mataram RKP (7) mengaku menjadi korban percobaan penculikan. Siswi kelas I SD asal Kelurahan Monjok, Kota Mataram itu dilaporkan diculik tiga orang menggunakan mobil warna hitam, Rabu (15/1).
Wali Kelas I SD 34 Mataram, Fitriani menuturkan, berdasarkan cerita orang tua korban, RKP mengaku pergi mengantar temannya sepulang sekolah ke arah Monjok samping masjid. Setelah mengantar temannya, ia hendak pulang ke rumahnya.
Saat pulang, ia mengaku ada tiga orang laki laki tidak dikenal datang menggunakan mobil warna hitam. “Korban diberikan cokelat dan kue. Lalu ditarik ke dalam mobil,” katanya.
Saat berada ditarik ke dalam mobil korban berteriak meminta tolong. Kemudian ada orang yang datang membantunya. Sehingga tiga orang itu menurunkan korban di depan SDN 34 Mataram.
“Ini saya dapat informasi dari orang tua korban yang datang melapor ke sekolah. Kebetulan langsung cerita ke saya,” beber Fitriani.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Joko Tamtomo membenarkan adanya laporan dugaan percobaan penculikan anak. Pihaknya sudah melakukan penyelidikan di lokasi, yakni di Jalan Terusan Bung-Hatta dekat Masjid Nurul Anwar, Monjok.
“Dari keterangan beberapa warga di sekitar TKP, tidak ada mobil warna hitam dan berisi tiga orang laki-laki yang katanya mau menculik dengan iming-iming permen,” jelasnya.
Dari pengakuan korban, pelaku menggunakan mobil dan masuk di samping masjid. Namun setelah dilakukan penyelidikan, tidak memungkinkan mobil bisa masuk disamping gang mesjid karena sempit.
“Itu juga dikuatkan dengan keterangan warga di sekitar TKP yang tidak pernah melihat mobil masuk gang samping mesjid dan tidak juga mendengar ada orang berteriak minta tolong. Karena gang di samping mesjid kecil dan sempit,” ungkap Joko.
“Keterangan korban ini masih berdiri sendiri. Karena hasil penyelidikan tidak ditemukan bukti,” tambahnya.
Ia juga menegaskan video yang beredar, yang menyebutkan penculikan terjadi di Mataram itu tidak benar. Pihaknya sudah meminta keterangan pihak sekolah 34 Mataram dan orang tua korban.
“Video yang beredar tersebut bukan berada di wilayah hukum Polres Kota Mataram. Entah di Jakarta atau dimana, kita belum tahu. Kami sudah cek dan analisa, dilihat dari ciri sekolah serta anak di dalam video itu bukan anak di SD 34 Mataram. Terkait video itu kami pastikan itu bohong dan itu memang hoax,” ujarnya. (rif)