Bima, katada.id – Pascabanjir bandang yang melanda Kecamatan Wera dan Ambalawi, Kabupaten Bima, jaringan irigasi pertanian mengalami kerusakan parah. Akibatnya, sekitar 300 hektare sawah gagal panen. Hingga kini, belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah maupun provinsi untuk mengatasi masalah ini.
Anggota DPRD NTB Muhammad Aminurlah menegaskan, perbaikan jaringan irigasi harus menjadi prioritas utama. Ia meminta Pemkab Bima dan Pemprov NTB segera turun tangan untuk mengembalikan fungsi irigasi yang rusak agar petani bisa kembali bercocok tanam.
“Ratusan hektare lahan produktif berubah menjadi sungai akibat banjir bandang. Jika jaringan irigasi tidak segera diperbaiki, bagaimana mungkin petani bisa menanam dan menghasilkan pangan?,” tegas politisi PAN yang akrab disapa Bang Maman, Selasa (8/4) di Kota Bima.
Ia juga mengingatkan bahwa cita-cita ketahanan pangan yang digaungkan Presiden Prabowo harus di internalisasi oleh pemerintah daerah dengan memastikan infrastruktur pertanian tetap berjalan optimal. Menurutnya, perhatian terhadap sektor pertanian adalah solusi utama untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
“Sampai saat ini, saya belum melihat langkah nyata dari pemerintah daerah untuk menangani kerugian pertanian akibat banjir. Harusnya Bupati dan Gubernur NTB segera mencari solusi dan membantu petani,” imbuhnya.
Ia menjelaskan banjir bandang yang terjadi pada 2 Februari 2025 di Kecamatan Wera dan Ambalawi menyebabkan dampak besar. Selain merusak lahan pertanian, banjir juga menghancurkan infrastruktur dan menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit. Namun, hingga kini, petani masih menunggu langkah nyata dari pemerintah.
“Jika ini tidak segera diatasi, bagaimana petani bisa bertahan hidup? Mereka kehilangan lahan dan sumber penghasilan. Pemerintah harus hadir untuk mereka,” pungkasnya. (red)