Lombok Utara, Katada.id- Kemenristek BRIN menyerahkan percontohan Rumah Tahan Gempa (RTG) hasil riset kerjasama Program PPTI Kemenristek BRIN, BPPT, Univeristas Dipenogoro (Undip) dan Unram pada Pemda Lombok Utara. RTG jenis baru ini diharapkan menjadi alternatif bagi 18 ribu RTG yang belum terbangun di Lombok Utara.
“Selain cepat juga menjadi salah satu cara memitigasi bencana untuk RTG,” ujar Direktur Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) Kemenristek BRIN Eng Humatua Daulay, Jumat (9/4).
Kemenristek juga bisa berkoordinasi dengan BNPB pusat untuk melihat rumah yang pendanaannya berasal dari BNPB itu. Keunggulan RTG ini diklaim sangat banyak. Tidak hanya dari kecepatannya tetapi juga anti rayap dan menahan api ketika kebakaran.
“Karena tidak akan keluar api kemana-mana,” sambung dia.
Pengerjaan rumah mitigasi bencana itu diklaim sepuluh kali lebih cepat dari pengerjaan rumah RTG lainnya. Hanya kurang dari dua hari rumah tersebut sudah bisa selesai dikerjakan. Begitu juga dengan kepengurusan pendanaannya, bisa lebih cepat.
Sementara itu, Kepala Balai Teknologi Polimer, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Candra Liza menjelaskan rumah mitigasi bencana itu tipe 36 dengan banyak kelebihannya. Pihaknya berharap bisa melibatkan SMK dalam pembangunannya nanti.
“Karena ruhnya dari riset ini adalah membantu daerah yanng mengalami bencana dan nominal harganya juga relatif murah. Berbeda ketika menggunakan analisa PU pasti harganya mahal,”jelas dia.
“Kita ingin membantu daerah yang mengalami bencana,”tandas Liza.
Sementara Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu mengatakan, daerah menyambut baik rumah mitigasi bencana RTG yang diriset Kemenristek bersama beberapa universitas tersebut. Rumah percontohan itu bisa menjadi altentif masyarakat yang ingin membangun RTG dengan cepat.
“Saya berharap masyarakat juga bisa menjadikan altentif RTG khususnya bagi 18 ribu warga yang belum mendapatkan RTG,” kata dia.
Politisi PKB ini membeberkan, sekitar 18 ribu RTG warga belum dibangun. Hal ini disebabkan daerah melalui BPBD ternyata belum melaporkan secara detail ke BNPB pusat. Padahal dana sebesar Rp 2,3 triliun telah masuk di Lombok Utara untuk pembangunan RTG.
“Saya berharap nantinya rumah mitigasi bencana RTG yang direkomendasikan Kemenristek bisa menjadi alternatif untuk masyarakat yang belum dibangunkan RTG,”tutup dia. (ham)