Mataram, katada.id – Demo di depan Rektorat Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat (NTB) berakhir ricuh. Delapan mahasiswa mengalami luka-luka karena diduga dianiaya oknum petugas keamanan kampus. Kedelapan korban adalah SA, AM, TK, MI, FR, GN, DN dan AR.
Semula aksi puluhan mahasiswa yang menyoal Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) berjalan damai. Setelah berorasi, mahasiswa terlibat aksi saling dorong dengan Satpam Unram.
Kericuhan tak terelakan. Mahasiswa dipukul mundur yang menyebabkan delapan orang luka-luka. Salah satu korban inisial SA terpaksa dilarikan ke RS Bhayangkara. Ia mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
Ia menuturkan, kericuhan terjadi saat para satpam mengintimidasi mahasiswa yang melakukan aksi. Mahasiswa dikejar dan berhamburan melarikan diri. ”Saat kami sedang istrirahat di Bundaran Unram, para satpam meneriakan maling, dan mengajak warga setempat mengejar kami,” cerita dia.
Iapun kemudian diamankan satpam di dekat asrama TNI Angkatan Laut, Kekalik Mataram. “Di situlah saya dipukul dan kepala saya dibanting satpam,” akunya.
SA bisa lepas dari para satpam setelah berlindung di pemilik kedai kopi di area Asrama TNI tersebut. “Saya pun dibopong abang saya untuk kemudian dibawa dan dirawat di RS Bhayangkara,” imbuhnya.
Salah satu pendemo Azis Meinudin menerangkan, sebelum delapan mahasiswa dianiaya dan dikeroyok, ada oknum satpam yang mengeluarkan sumpah serapah terhadap mahasiswa. ”Mahasiswa dimaki-maki dengan kata-kata kotor,” ungkapnya.
Ia juga salah korban yang dianiaya oleh satpam. “Saya lihat sendiri Dani (salah satu korban, red) dihantam oknum satpam di bagian dadanya dan langsung terjatuh,” bebernya.
Kasus penganiayaan ini telah dilaporkan ke Polresta Mataram. Mereka juga telah divisum di RS Bhayangkara didampingi penyidik Satuan Reskrim Polresta Mataram.
Sementara, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unram Prof. Enny Yuliani belum menjawab konfirmasi katada.id. Hingga berita ini diturunkan, pesan singkat WhatsApp belum dibalas. (sat)