Lombok Utara, Katada.id- Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor perekonomian seluruh daerah. Budidaya udang vaname kelompok perempuan pesisir menjadi salah satu upaya bertahan sekaligus pemulihan perekonomian keluarga. Seperti kelompok pembudidaya di Desa Sukadana dan Desa Akar-Akar Bayan melakukan panen tahap ketiga, Selasa (13/10).
“Alhamdulillah dari apa yang kita lihat tadi memang hasilnya panennya lebih banyak dari sebelumnya,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan (Dishublutkan) KLU Iwan Maret Asmara di sela-sela panen.
Kata dia, program budidaya udang vaname memang dihajatkan untuk peningkatan perekonomian warga, khususnya keluarga. Di dalamnya menyasar perempuan-perempuan pesisir pantai yang masuk dalam kategori keluarga miskin. Mereka melakukan budidaya udang menggunakan kolam bundar yang difasilitasi Pemda KLU.
“Di tahap awal adalah percontohan. Memang ada kendala. Sebab itu kita terus bimbing masyarakatnya. Pakan, bibit hingga pendampingannya kita bantu,” jelas dia.
Tahun ini, kata dia, di tahap pertama hasilnya tidak bagus. Hal tersebut dipengaruhi kesiapan dan pemahaman warga yang masih kurang. Terutama dalam menggunakan sejumlah teknologi untuk budidaya. Namun di tahap ketiga ini hasilnya jauh lebih bagus.
“Sekarang mereka sudah masuk siklus semi mandiri. Artinya kita hanya membantu soal pakan dan listrik. Teknologinya mereka sudah tahu,” jelas mantan Kepala BPBD KLU itu.
Ia berharap, di siklus terakhir nantinya kelompok perempuan pesisir itu bisa mandiri. Terlebih saat ini mereka sudah memiliki mitra, yakni perusahaan Mumbul Sari Agriculture (MSA). Sehingga Dishublutkan sudah bisa melepas mereka untuk berekmbang lebih besar.
“Karena ini potensi bagus, di anggaran berikutnya kita akan buka untuk kelompok lainnya. Supaya program tersebut merata dirasakan warga,” kata dia.
Iwan mengaku akan membuka 10 kelompok baru. Saat ini pihaknya tengah mensurvei beberapa desa lain yang cocok. Sejauh ini, program budidaya udang vaname ini masih dilakukan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Gangga, Kayangan, dan Bayan.
“Kita prioritaskan ibu-ibu,” tegas dia.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Sahna menuturkan, saat ini tujuan utama bukan hanya hasil produksi, tapi peningkatan keterampilan. Program tersebut diakui dia memang berat. Namun tetap melaksanakan mengingat dampak baiknya bagi pereknomian warga miskin.
“Makanya kita bertanggung jawab sampai ini berhasil,” kata dia.
Kata dia, jumlah kolam kelompok yang tersebar sebanyak 400 unit di 10 titik di seluruh KLU. Di Dasan Kerepuk Desa Sukadana saja ada 40 kolam. Satu kolam dikelola oleh dua orang perempuan pesisir.
Sahna mengatakan, pihaknya secara bertahap menumbuhkan keswadayaan kelompok untuk mandiri. Untuk itu, kelompok tersebut menjalin kemitraan dengan pemilik tambak sekitar dengan perjanjian kesepakatan kedua belah pihak.
“Sudah banyak yang panen dengan hasl cukup bagus. Bahkan ada yang langsung memasarkan ke Banyuwangi,”” tandas Sahna.
Sementara itu, anggota Kelompok Dasker di Dusun Lokok Kengkang Desa Sukadana Esi Julianti mengatakan, hasil panen mereka sangat memuaskan. Hal tersebut bisa digunakan untuk membantu perekonomian mereka selama pandemi.
Ia menyambut baik niat Pemda KLU meminta kelompoknya mandiri. Hanya saja, ada beberapa hal yang cukup sulit dilakukan. Salah satunya soal pemeliharaan alat yang diperkirakan cukup mahal dan tidak terjangkau kelompok.
“Kami mohon tetap dibantu soal itu. Kalau modal dan lainnya insyaallah kami mandiri,” aku dia.
“Kalau soal hasil, satu kolam itu bisa 70 kilogram. Di sini ada 40 kolam, sekali panennya bisa mencapai 3 ton,” tutup Esi.(ham)