MATARAM-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram menggedor kantor DPRD NTB, Selasa (6/8). Mereka menyoroti kunjungan kerja (Kunker) anggota DPRD ke Eropa dan Australia yang menghabiskan anggaran Rp 3,5 miliar, 3 Agustus lalu.
Kordinator lapangan Abdul Jamil menilai kunker DPRD NTB melukai perasaan warga korban gempa Lombok dan Sumbawa. DPRD harusnya pandai mengukur opini publik.
“Di media massa, kritik datang silih berganti dari berbagai elemen masyarakat. Namun tak digubris. Mereka berleha-leha di atas luka dan penderitaan rakyat,” teriaknya dalam orasinya.
Jamil yang juga Kabid PTKP HMI Cabang Mataram menyesalkan kualitas DPRD NTB yang dipilih rakyat. Dengan anggaran rakyat, mereka justru jalan-jalan ke Eropa. “Hadiah untuk rakyat, sebelum menutup pengabdian, iyalah menghamburkan uang rakyat,” sindirnya.
Sementara Ketua umum HMI cabang Mataram Andi Kurniawan dalam orasinya menyampaikan, DPRD NTB melakukan kunker di saat perekonomian dan rumah-rumah warga Lombok runtuh pascagempa, IPM NTB Rendah, dan kemiskinan akut.
’’Serta krisis air terjadi dimana-mana dan potensi kerusakan lingkungan di Sumbawa terbuka sangat lebar,’’ kritisnya.
Menurut Andi, nomeklatur kunker seharusnya diubah. Penolakan rakyat harusnya diperhatikan secara seksama. “DPRD NTB menghina kepercayaan rakyat NTB” tegasnya.
Setelah puas berorasi, puluhan kader HMI menduduki ruang sidang utama DPRD NTB. Sekitar pukul 11.30 Wita massa HMI mengambil alih ruang sidang utama DPRD NTB. “Hari ini kita menduduki kantor DPRD, kemana wajah perwakilan kita. Ini kematian demokrasi kita” ujar Andi.
Andi pun menambahkan, pimpinan DPRD Baiq Isvi Rupaeda bertanggung jawab terhadap masyarakat. “Kembalikan uang rakyat Rp 3,5 miliar yang dihambur-hamburkan ke luar negeri,” desak Andi. (sm)