Palak sejoli yang asyik pacaran, preman kampung diangkut polisi

0
Pelaku, Bangun digelandang polisi usai memalak muda-mudi.

Lombok Tengah, katada.id – Pria bernama Bangun, 30 tahun warga Dusun Songgong Desa Sukadana Kecamatan Pujut ini harus berurusan dengan aparat kepolisian. Ia terpaksa harus diamankan karena diduga telah melakukan pemerasan terhadap para muda- mudi yang sedang menikmati liburan di Kawasan Bukit Meresek Desa setempat.

Pelaku diamankan pada Kamis (23/7) sekitar Pukul 12.20 Wita, ia diangkut polisi setelah mendapatkan informasi bahwa pelaku melakukan pemerasan terhadap para muda mudi yang ada di bukit tersebut. Pelaku melancarkan aksinya dengan modus mengambil barang milik korban. Karena korban dianggap berbuat hal yang tidak- tidak padahal bukan muhrim.

Kapolsek Kuta, Iptu M Fijri menegaskan penangkapan pelaku bermula dari informasi yang didapatkan dari masyarakat dan korban, bahwa pelaku ini diduga kuat melakukan pemerasan terhadap para pengunjung yang sedang pacaran. Pelaku memalak korbannya dengan alasan korbannya sudah melakukan asusila, padahal korban hanya berpoto selfi dengan kekasihnya.

“Jadi benar kita amankan pelaku pemerasan dan dari informasi yang beredar bahwa pelaku sering melakukan pemerasan terhadap pasangan pemuda pemudi yang sedang berduaan diatas bukit, dengan tuduhan telah melakukan perbuatan asusila.Padahal para korban hanya sedang berpoto- poto selfi, kemudia pelaku mengambil paksa Handpone dan uang korban sambil mengancam,” ungkap, Sabtu (25/7).

Fijri menegaskan, apa yang dilakukan oleh pelaku ini memang sangat mencoreng dunia pariwisata yang ada di Lombok Tengah. Pasalnya ditengah semangat Pemda untuk membangun sektor pariwisata, maka seharusnya aksi semacam ini tidak terjadi. Karena seharusnya masyarakat diberikan pelayanan yang baik agar mereka merasa aman dan nyaman untuk berkunjung ke daerah itu.

“Kita akan melakukan pengembangan, karena kita menduga bahwa pelaku ini sering melancarkan aksi pemerasan terhadap wisatawan terutama pasangan muda- mudi. Hal ini tidak boleh dibiarkan, karena ini akan merusak citra baik destinasi wisata kita. Orang akan takut untuk datang jika aksi kriminalitas masih terjadi,”terangnya. (one)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here