Wisata Pulau Kambing kembali hidup, Pemuda Desa Bajo buatkan taman hingga buka jalur pendakian

0
Pemuda Desa Bajo membuka jaur pendakian di Pulau Kambing. Foto Facebook

Bima, katada.id – Pulau Kambing atau Doro Nisa sudah lama menganggur. Padahal pulau yang berada di teluk Bima ini punya potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Pulau Kambing menyuguhkan pemandangan yang menenangkan mata dengan segala keindahannya. Seperti sunrise, padang savanna dan lautnya. Di sana juga terpendam arkeologi sejarah yang jarang diketahui banyak orang.

“Misalnya makam keluarga kerajaan dan misteri pulaunya yang membuat kolonial Belanda dan Jepang kalang kabut untuk memasuki wilayah daerah Bima,” ungkap Adi Ardiyansyah, Pemuda Desa Bajo, Kecamatan Soromandi Bima, Jumat (26/6).

Dulu, Pulau Kambing sangat ramai. Jadi pilihan orang untuk berwisata. Untuk meramaikan lagi Pulau Kambing, Pemuda Peduli Pariwisata (PELITA Doro Nisa) Desa Bajo menatanya dengan sentuhan modern.

Mereka membersihkan semak-semak yang di pinggir pantai. Membuat taman dengan konsep warna-warni. Mereka juga membuka jalur pendakian di menuju puncak Pulau Kambing.

Kini, wajah Pulau Kambing sudah indah. Orang-orang berdatangan untuk menikmati kombinasi udara laut dan gunung ini. Mereka datang untuk berwisata dengan keluar, ada juga menikmati kopi sambil bersenandung birunya laut.

Hal yang mendorong mereka untuk menghidupkan kembali Pulau Kambing, yakni penopang perekonomian kerakyataan, menekan angka pengangguran, sampai menghilangkan risiko konflik sosial di tengah masyarakat.

“Kita bisa bayangkan, bagaimana efek domino dari ketiadaan tempat rekreasi atau hiburan di sekitar kita. Ditambah lagi dengan kehidupan yang serba di bawah tekanan sosial maupun pekerjaan rumah atau kantor yang menumpuk. Dari hal demikian, tentulah semua orang butuh penyegaran (refreshing), minimal melepas penat hingga berteriak sekencang-kencangnya agar beban tidak lagi menjadi pikiran yang memberatkan,” terangnya.

Sebagai pemuda yang sadar, menurut dia, gerakan ini adalah optimisme untuk membangun wajah tanah kelahiran, baik di level desa maupun daerah.

Juga ditambah saat ini siklus perekonomian kerakyaatan berputar dan menghidupkan banyak sektor. Misal penjual asongan dan kopi, para penimba Bot yang setiap harinya menunggu penumpang untuk menyebrangi laut, pemuda yang menganggur tidak punya kerjaan, hingga lahan-lahan kosong yang dapat dijadikan tempat parkir adalah keuntungan dari adanya aset wisata yang tidak boleh diabaikan.

“Kita tidak boleh apatis dan tetap optimis mendorong wisata Doro Nisa sebagai ikon baru Desa dan Daerah. Tentu harapanya ini harus diperhatikan pemerintah untuk keberlanjutan wisata ini,” harapnya.

Bagi pengunjung tidak perlu khawatir dengan transportasi. Dari Kota Bima maupun Kabupaten Bima sudah tersedia alat trasportasi. Ongkosnya pun tidak terlalu mahal.

Pengunjung bisa naik bot di Pelabuhan Bima. Bisa juga naik di Dermaga Desa Bajo. Jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Hanya menghabiskan waktu sekitar 10 menit. (rif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here